BEKASI – KP2C (Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas) mengusulkan model Sistem Peringatan Dini Banjir yang dibangun KP2C di Cikeas dan Cileungsi bisa diaplikasikan antisipasi banjir di wilayah Kali Cakung, Kota Bekasi.
Hal tersebut menyusul turap bawah jembatan Legok, di bantaran Kali Cakung, tepatnya di Jatimekar, Jatiasih, Kota Bekasi sempat amblas akibat hujan dengan entitas tinggi pada Selasa 10 September 2024
Jembatan yang amblas mengakibatkan setengah jembatan tidak difungsikan karena dibawahnya terbentuk rongga. Namun saat ini telah diperbaiki oleh Pemko Bekasi melalui DBMSDA.
Konidisi tersebut sempat mendapat perhatian KP2C (Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas) yang selama ini fokus pengawasan untuk Sungai Cileungsi, Sungai Cikeas dan Kali Bekasi.
Namun ketika terjadi longsor di Kali Cakung tersebut, masyarakat melaporkannya juga ke KP2C.
Ketua KP2C Puarman meneruskan laporan warga ke DBMSDA (Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air) Kota Bekasi serta BBWSCC (Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane).
Penanganan darurat segera dikerjakan oleh DBMSDA / UPTD Jatiasih dengan menutup rongga menggunakan Karung Pasir.
“Sementara kita tutup menggunakan Sand Bag” ujar Kabid SDA DBMSDA Anjar Budiono
Sedangkan penanganan lanjutannya disiapkan oleh BBWSCC.
“KP2C mengapresi respon cepat penanganan tanggap darurat oleh DBMSDA dan BBWSCC” ungkap Puarman saat meninjau lokasi Jumat 13 September 2024 didampingi Untung dari UPTD.
Butuh Pemantau TMA
Dalam kesempatan tersebut, Ketua KP2C Puarman berharap model Sistem Peringatan Dini Banjir yang dibangun KP2C bisa diaplikasikan juga di Kali Cakung.
Menurut petugas di lapangan, peilscale untuk pemantau TMA (Tinggi Muka Air) baru ada di Bumi Nasio, sedangkan di hulunya belum ada.
Padahal wilayah yang dilalui kali Cakung sering terjadi banjir.
“Kami akan usulkan agar dibuat peilscale pemantau TMA di hulu” tutup Puarman.***