– Oleh Dedy Hermawan
SAAT kampanye Pilkada Gubernur 2018 dan pasca pelantikan, Gubernur Lampung Arinal Junaidi dan Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim (Nunik) menyatakan 33 janji politik dan 9 program kerja untuk masyarakat Lampung.
Kini, satu tahun sudah berlalu, apa kinerja yang telah ditorehkan untuk kemajuan dan kejayaan provinsi dan masyarakat Lampung?
Janji politik harus dievaluasi setiap tahunnya, karena periode lima tahun adalah waktu yang singkat.
Masyarakat Lampung sudah lama menanti dan haus akan prestasi untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat ke level terbaik.
Evaluasi difokuskan pada manajemen 33 janji politik dan 9 program di bidang pertanian, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pariwisata, sosial budaya, ekonomi, olahraga, pelayanan publik, dan hukum dengan perspektif manajemen dan kepemimpinan publik.
Visi “Rakyat Lampung Berjaya” dan 6 Misi Daerah Lampung dioperasionalkan melalui 33 janji kerja untuk mesejahterakan masyarakat Lampung.
Sekedar mengingatkan publik, janji kerja tersebut adalah sebagai berikut:
Pertanian
Sejahterakan petani Lampung, menerapkan kartu petani Berjaya, mendirikan SPBU dipinggiran TPI, mendirikan BUMD pangan, menyediakan prasarana dan sarana produksi petani, penyediaan bibit, pupuk, obat-obatan dan pemberantasan hama tanaman, pengembangan industri hilir pertanian untuk memberikan nilai tambah kepada petani, perbaikan tata niaga hasil pertanian, dukungan permodalan pengembangan inovasi dan teknologi untuk pertanian rakyat, tingkatkan hasil tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan, dan industri pengolahan hasil tani untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi petani.
Pendidikan
Basiswa anak petani Rp20 juta, bangun sekolah tinggi ilmu alquran, tunjangan pendidikan siswa rp1 juta, memprioritaskan pendidikan anak usia dini, mendorong peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan, dan memberi ruang terhadap anak muda berprestasi untuk bersama membangun provinsi lampung.
Kesehatan
Meningkatkan layanan kesehatan secara menyeluruh. Infrastruktur: perbaikan infrastruktur lampung, menuntaskan sengketa tanah Way Dadi,percepatan perbaikan infrastruktur jalan dan pemeliharaannya, dan penyediaan listrik bagi desa-desa yang belum terjangkau. Pariwisata: mempercepat pembangunan pariwisata.
Sosial budaya
Menjadikan lampung kaya festival, program pemberian intensif guru ngaji, ekonomi kreatif dan pariwisata yang berbasis pada potensi masyarakat lokal. Ekonomi: pemberdayaan ibu rumah tangga dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, peningkatan ekonomi melalupenciptaan lapangan kerja baru.
Olahraga:
Memajukan olahraga di Provinsi Lampung.
Perspektif Manajemen
Pelayanan publik: Bagaimana memudahkan layanan administrasi pemerintah bagi seluruh masyarakat.
Hukum: Sejauhmana jaminan keamanan bagi seluruh lapisan masyarakat, program prioritas akan dilakukan dengan dukungan dari semua pihak.
Visi, misi dan 33 Janji Kerja ini akan terwujud apabila dilaksanakan dengan kepemimpinan dan manajemen publik yang baik.
Tahun pertama ini, potret kepemimpinan dan manajemen pemerintahan daerah dapat dinilai lambat, kurang semangat, dan belum menjanjikan optimisme kinerja untuk tahun berikutnya.
Pada aspek kepemimpinan, mestinya tahun awal ini menampilkan duet kepemimpinan yang kuat, visioner dan strategis serta transformasional.
Sayangnya di tahun pertama ini, belum terlihat, tidak ada pembagian kerja yang jelas antara gubernur dan wakil gubernur, kepemimpinan masih berjalan rutinitas dan seremonial, lebih dominan kepemimpinan gubernur, dan kemampuan menggerakan pemerintahan dan masyarakat masih rendah.
Ini gejala awal yang mengkhawatirkan dan berpotensi mengulang kepemimpinan daerah yang gagal melakukan perbaikan kesejahteraan masyarakat secara signifikan.
Kemudian, pada aspek manajemen pemerintahan, tahun pertama ini belum terkonsolidasi dengan baik berdasarkan kesadaran kolektif bahwa kepemimpinan dan manajemen dibatasi oleh waktu dan sumberdaya sementara ekspektasi publik tinggi, yaitu mengangkat kesejahteraan masyarakat Lampung.
Tahun pertama ini landasan dan syarat untuk kesuksesan tahun-tahun berikutnya, sayangnya ini belum maksimal diwujudkan.
Ada 5 (lima) hal dalam manajemen publik untuk memotret apa yang terjadi ditahun pertama kinerja kepemimpinan dan manajemen Pemerintahan Provinsi Lampung.
Pertama, belum optimal membumikan visi, misi dan 33 janji kerja ketengah birokrasi pemerintahan dan masyarakat Lampung.
Hal ini menjadi pertanda kurang bagus, karena visi, misi dan 33 janji kerja adalah nyawa dari suatu transformasi organisasi dan masyarakat.
Kedua, rancangan agenda reformasi birokrasi berbasis merit system belum jelas, ini mengkhawatirkan, karena berpotensi gagal untuk mereduksi budaya lama atau old public administration di lingkungan Pemerintahan Provinsi Lampung.
Kondisi ini akan menjadi hambatan besar untuk mewujudkan visi dan misi daerah, karena manajemen pemerintahan di isi oleh operator yang rendah secara integritas, kompetensi, profesionalitas, dan kapasitas team work.
Ketiga, visi, misi dan 33 janji kerja tidak dibingkai dalam tahapan waktu yang jelas dan terukur.
Sedangkan hal ini menjadi syarat mendasar dalam pola pembangunan daerah sistematis, komprehensif dan berkelanjutan.
Keempat, orientasi masyarakat Lampung adalah principal dan kepemimpinan pemerintah daerah adalah agent sepertinya belum sepenuhnya menginternalisasi dalam jiwa, pikiran dan tindakan.
Pada tahun pertama, belum ada rancangan yang kuat dan jelas untuk membangun dan menyegarkan kembali mindset dan tindakan bahwa pemerintah itu adalah pelayan masyarakat.
Kelima, langkah-langkah awal tahun untuk membangun atmosfir kerja di lingkungan internal pemerintahan maupun masyarakat juga belum tersusun dengan baik.
Atmosfer kerja birokrasi dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan realisasi visi dan misi melalui operasionalisasi 33 janji kerja.
Kemudian atmosfir kerja di masyarakat dibutuhkan untuk menciptakan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Lampung.
Inilah evaluasi terhadap kinerja manajemen publik tahun pertama Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Lampung dengan 33 janji kerja untuk kesejahteraan masyarakat Lampung.
Evaluasi ini menjadi input untuk perbaikan di tahun-tahun berikutnya.
Kerja dan kinerja ekstra sepertinya tak dapat dielakkan apalagi saat pandemi Covid 19, Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung akan menghibahkan seluruh energi rasa, pikiran, fisik dan waktu untuk berjibaku siang dan malam mengangkat kesejahteraan masyarakat Lampung. Menanggalkan predikat Provinsi Lampung sebagai provinsi miskin.
Dan membangun citra baik daerah untuk menjadi pusat aktivitas ekonomi, social, budaya dan berbagai sector lainnya. Bekerja keras untuk mengembalikan sejarah kejayaan Provinsi Lampung sebagai daerah tanah lado.
Masyarakat Lampung yakin itu dapat dilakukan dan diwujudkan oleh duet kepemimpinan daerah Gubernur Arinal Junaidi dan Wakil Gubernur Chusnunia Chalim, karena keduanya dinilai punya kapasitas.
Tapi sekedar mengingatkan, ada nasehat “waktu ibarat pedang, apabila kamu lalai, maka ia akan menebasmu”.
Kondisi saat ini ibarat lampu kuning, merah atau hijaunya masih ada empat tahun tersisa untuk mewujudkan itu semua, merealisasikan visi, misi dan 33 janji kerja untuk kesejahteraan masyarakat Lampung.
*Akademisi Jurusan Administrasi Publik Fisip Unila.