LAMPUNG – Anggota Komisi V DPRD Lampung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke RSUDAM. Hal tersebut terkait dugaan pemukulan nenek Lasmi, pedagang kaki lima oleh oknum Satpam Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) itu viral di media sosial.
Anggota Komisi V DPRD Lampung Deni Ribowo didampingi Garinca Reza Pahlevi mengatakan, pihaknya sudah berkeliling ke seluruh bagian rumah sakit, termasuk pos satpam dan keluarga pasien.
“Ada beberapa temuan penting saat sidak. Pertama, pihak rumah sakit harus benar-benar menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) selama pandemi Covid-19,” ungkap Deni Ribowo.
Dikatakan bahwa rumah sakit adalah tempat orang berobat biar segera sehat. Saat pandemi ini semua yang masuk dibatasi, yang jenguk pun hanya bisa satu orang.
Lebih lanjut dia menyampaikan jika RSUDAM dengan luas 8 hektar kekurangan personel satpam. Di mana hanya ada 35 satpam yang bertugas, padahal seharusnya jumlah satpam 80 orang.
“35 orang ini kalau dibagi empat regu jadi tujuh orang, idealnya satu regu itu 20 orang jadi kita minta rumah sakit menambah lagi personel hingga 80 orang,” tambahnya.
Ketiga, RSUDAM juga kekurangan CCTV. Pihaknya juga mendapat laporan dari keluarga pasien bahwa sering terjadi kehilangan barang, mulai dari ponsel, dompet, sepatu dan sebagainya.
Sehingga, perlu adanya perbaikan sistem di rumah sakit agar pelayanan bisa lebih baik. Pengamanan diharapkan bisa lebih humanis menyikapi problem seperti nenek Lasmi ini.
Ia melanjutkan, dua tiga hari sebelum kejadian, nenek Lasmi sudah beberapa kali ditegur untuk tidak berjualan namun tidak mengindahkan.
“Nenek Lasmi menyentuh dia, dari beberapa meter dia disamperin dan diremas (tubuh bagian bawah) jadi satpamnya reflek, jadi kena mulut (pemukulan),” kata Deni.
Deni Ribowo melanjutkan, karena persoalan ini sudah masuk ke pihak kepolisian maka biarkan tetap berjalan.
Sumber : Kantor Berita RMOL Lampung