Scroll untuk baca artikel
Nasional

Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadhan 1445 H di Gelar 10 Maret, Kemenag Imbau Saling Menghormati

×

Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadhan 1445 H di Gelar 10 Maret, Kemenag Imbau Saling Menghormati

Sebarkan artikel ini
Kanwil Kemenag Lampung Melalui Bidang Urais melaksanakan kegiatan prosesi Rukyatul Hilal Penentuan 1 Dzulhijah 1444 H di Pantai Labuhan Jukung Krui, Persibar, pada Minggu sore 18 Juni 2023
Kanwil Kemenag Lampung Melalui Bidang Urais melaksanakan kegiatan prosesi Rukyatul Hilal Penentuan 1 Dzulhijah 1444 H di Pantai Labuhan Jukung Krui, Persibar, pada Minggu sore 18 Juni 2023 -foto dok ist

JAKARTA – Kementerian Agama memastikan bahwa pelaksanaan sidang isbat untuk penetapan awal Ramadan 1445 H baru akan dilaksanakan pada 10 Maret 2024. Sidang akan memutuskan apakah puasa Ramadan tahun ini akan dimulai pada 11 atau 12 Maret.

Kemenag dalam memutuskan awal Ramadhan harus melalui mekanisme dan mengedepan dialog dengan para pihak untuk bisa memahami dan saling berbagi informasi terkait argumentasi masing-masing dalam mengawali ibadah puasa.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Untuk itu Kemenag mengimbau masyarakat untuk mengedepankan sikap saling menghormati terhadap perbedaan awal puasa Ramadan 1445 H/2024 M.

“Puasa Ramadan 1445 H/2024 M di Indonesia dipastikan tidak diawali secara bersama-sama,”ujar Anna Hasbie juru Bicara Kementerian Agama memberi imbauan berkenaan dengan adanya perbedaan awal puasa Ramadan 1445 H/2024 M, Jumat 8 Maret 2024.

BACA JUGA :  Pemerintah Resmi Tetap 1 Ramadhan 1446 H Pada 1 Maret 2025, Malam Ini Sahur Pertama

Dikatakan bahwa majelis Tarjih Pengurus Pusat Muhammadiyah sudah mengumumkan awal puasa Ramadan pada 11 Maret 2024.

Namun demikian, ada kelompok jemaah yang sudah mulai puasa pada 7 Maret. Ada juga yang akan mulai berpuasa pada 10 Maret.

“Kita hormati pilihan dan keyakinan umat Islam dalam mengawali puasa Ramadan 1445 H/2024 M. Sikap saling menghormati perlu dikedepankan dalam menyikapi perbedaan,” sebut Anna di Jakarta.

Dalam semangat saling menghormati itu, kata Anna, ruang dialog tetap harus dibuka. Sebab, ilmu pengetahuan sudah semakin maju dan berkembang, termasuk terkait astronomi.

Penentuan awal bulan Hijriyah bisa didekati secara empiris melalui hisab dan atau rukyatul hilal, tidak semata berdasar keyakinan spiritual semata. Sehingga, argumentasinya juga ilmiah.

BACA JUGA :  Pernyataan Sikap 32 MUI Provinsi untuk Pemerintah

“Kemenag terus membuka ruang dialog dan diskusi terkait penentuan awal Ramadan. Dari situ diharapkan akan terjadi proses tukar informasi dan pemahaman terkait pilihan dalam mengawali puasa Ramadan,” sambungnya.

Muhammadiyah, misalnya, menetapkan Ramadan pada 11 Maret karena argumentasi hisab wujudul hilal. Pemerintah menggunakan pendekatan Hisab sebagai informasi awal dan Rukyatul Hilal sebagai konfirmasi.

“Bagaimana argumentasi awal Ramadan 1445 H pada 7 Maret atau 10 Maret? Kita bisa diskusikan agar bisa saling memberikan pemahaman,” sebut Anna.

Hal yang tidak kalah penting, lanjut Anna, adalah bagaimana umat Islam mengisi syiar Ramadan dengan tetap menjaga kekhusyukan dan kekhidmatan.