Scroll untuk baca artikel
BudayaLampung

Situs Megalitik Batu Brak Ditetapkan Sebagai Titik Awal Peradaban Tertua Lampung

×

Situs Megalitik Batu Brak Ditetapkan Sebagai Titik Awal Peradaban Tertua Lampung

Sebarkan artikel ini
Foto: Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Provinsi Lampung akhirnya menetapkan Situs Megalitik Batu Brak di Pekon Purajaya, Kebun Tebu, Lampung Barat, sebagai pusat peradaban tertua di Provinsi Lampung. Penetapan ini bukan sekadar klaim lokal, tapi hasil kajian lapangan yang dalam, komparatif, dan berdasarkan data arkeologis yang kuat, (foto_net)
Foto: Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Provinsi Lampung akhirnya menetapkan Situs Megalitik Batu Brak di Pekon Purajaya, Kebun Tebu, Lampung Barat, sebagai pusat peradaban tertua di Provinsi Lampung. Penetapan ini bukan sekadar klaim lokal, tapi hasil kajian lapangan yang dalam, komparatif, dan berdasarkan data arkeologis yang kuat, (foto_net)

LAMPUNG BARAT – Bukti-bukti sejarah kembali bicara. Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Provinsi Lampung akhirnya menetapkan Situs Megalitik Batu Brak di Pekon Purajaya, Kebun Tebu, Lampung Barat, sebagai pusat peradaban tertua di Provinsi Lampung. Penetapan ini bukan sekadar klaim lokal, tapi hasil kajian lapangan yang dalam, komparatif, dan berdasarkan data arkeologis yang kuat.

Diperkirakan berusia sekitar 4.500 tahun lalu (2500 SM), situs ini menyimpan jejak panjang kehidupan manusia dari era prasejarah hingga pengaruh kuat peradaban Sriwijaya. Tak berlebihan bila dikatakan bahwa Batu Brak adalah “Jerusalem-nya” Lampung tempat peradaban bermula.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Dalam penelitian terkini, TACB Lampung menurunkan tim lintas keilmuan yang dipimpin budayawan Ir. Anshori Djausal, MT.

BACA JUGA :  Proyek Lapen di Desa Banjar Agung Disebut Setipis Triplek, Kini Mulai Mengelupas dan Retak

Mereka tidak hanya menelusuri Batu Brak, tapi juga membandingkan situs-situs megalitik lain di Tanggamus (Batu Bedil), Pugung Raharjo (Lampung Timur), dan bahkan Situs Besemah di Lahat-Pagaralam, Sumsel.

Kesimpulannya jelas: Batu Brak adalah yang paling luas, paling utuh, dan paling kaya. “Untuk di Lampung, Situs Megalitik Batu Brak paling banyak dan paling luas,” kata Anshori dalam pertemuan resmi di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung, Kamis (3/7/2025).

Terletak di ketinggian 850 meter di atas permukaan laut (MDPL) dengan luas lahan mencapai 3,5 hektare, Batu Brak menyimpan berbagai struktur monumental:

  • 50 Menhir setinggi 100–300 cm dari batu andesit.
  • 27 Dolmen, meja batu besar yang diduga tempat sesaji atau pemujaan.
  • 156 Batu Umpak, yang menandakan kemungkinan adanya bangunan tradisional berbahan organik di atasnya.
  • Fragmen keramik Tiongkok dari Dinasti Tang, Sung, dan keramik lokal tembikar yang dibakar suhu 500–550 °C.
  • Manik-manik kuno, penanda jalur perdagangan lintas regional.
BACA JUGA :  Gajah Kembali Tinjau Pemukiman Warga di Way Jepara, Hektaran Tanaman Rusak

Struktur ini bukan acak. Lima kelompok menhir tersusun dengan orientasi dan pola tertentu, memperlihatkan sistem kepercayaan, kosmologi, dan tata sosial masyarakat megalitik Lampung masa lalu.

TACB menilai, Situs Batu Brak layak diusulkan sebagai Cagar Budaya Nasional, berdasarkan lima kriteria UU No. 11 Tahun 2010:

  • Simbol Kesatuan – Menyimpan narasi kolektif sejarah Lampung.
  • Karya Adiluhung – Representasi nilai luhur dan orisinalitas budaya Nusantara.
  • Unik dan Langka – Tidak banyak yang tersisa seutuh ini di Indonesia.
  • Evolusi Budaya – Bukti nyata peralihan budaya lokal dan pengaruh eksternal (Sriwijaya dan perdagangan internasional).
  • Ancaman Kepunahan – Perlu penyelamatan segera dari ancaman kerusakan alam dan manusia.
BACA JUGA :  Perjuangan Berat Warga di Bengkunat, Harus Ditandu Sejauh 35 KM Untuk Lahiran

Tim peneliti terdiri dari para ahli berbagai bidang:

  • Ir. Anshori Djausal, MT (Budayawan/Pemimpin Tim)
  • Dra. Heni Astuti, MIP
  • Drs. Maskun, MH
  • Dr. Oki Hajiansyah Wahab, SIP, MH
  • I Made Giri Gunadi, SS, MSi
  • Sulistyowati, SH
  • Ni Putu Galih Pratiwi, MHum
  • Ir. Hermansyah
  • Diana Lisa, ST, MT

Kini bola ada di tangan pemerintah pusat dan publik. Situs Batu Brak butuh pengakuan nasional, bukan hanya karena warisan masa lalu, tapi sebagai sumber identitas dan kebanggaan budaya Lampung. Jika tidak dijaga, kita tak hanya kehilangan batu, tapi kehilangan jati diri.***