Scroll untuk baca artikel
Opini

Sukarno dan Puan Maharani: Refleksi atas Kekuasaan Oligarki di Indonesia

×

Sukarno dan Puan Maharani: Refleksi atas Kekuasaan Oligarki di Indonesia

Sebarkan artikel ini
Sukarno dan Puan Maharani - foto net

Karena Sukarno minta merdeka, maka Belanda memenjarakan Sukarno selama 4 tahun (dijalani selama 2 tahun).

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Hiduplah tanahku…” dan “Hiduplah Indonesia Raya…” dalam lagu kebangsaan kita sejalan dengan ruh merdeka yang dimaksud Bung Karno dalam pledoinya itu.

Karena merdeka itu menurutnya adalah pembebasan dari kolonialisme Belanda.

Apa itu Kolonialisme Belanda? Dalam pledoinya Bung Karno mengungkapkan kolonialisme itu adalah anak dari Imperialisme dan cucu dari Kapitalisme.

Selama Kapitalisme itu berkuasa maka Indonesia belum merdeka.

Selama Kapitalisme itu berkuasa maka hanya segelintir pengusaha yang mengendalikan kekuasaan sebuah negeri.

Jadi, jika kita urutkan dalam bahasa agama, ketika Allah melukiskan era Musa, dalam surat Al Ankabut 39, diurutkan musuh Musa itu adalah pertama Qorun alias Oligarki pemilik harta, lalu Fir’aun yakni penguasa dan terakhir Haman, teknokratnya Fir’aun.

BACA JUGA :  “Pak Puk” Presiden Prabowo dalam Perang Tarif

Makanya Sukarno selalu memberikan spirit anti Kapitalisme dalam semua gerakannya.

Di mana dalam hal ini Tan Malaka meminta Sukarno jangan berdalih, mengkritik Kapitalisme tapi kurang mengkritik penjajahan Belandanya.

Padahal Sukarno sudah benar bahwa mengkritik Oligarki atau para kapitalis jahat adalah perjuangan utama.

Persoalan pokok Sukarno ketika berkuasa adalah penyingkiran atas Islam Progresif, sebuah ajaran Sosilistik Islamisme yang diajarkan gurunya, sekaligus mertunya, HOS Tjokroaminoto.

Yusuf Blegur
Opini

Disampaikan Oleh Yusuf Blegur WAWAINEWS.ID – Ketika aparat…