Lampung

Sumur Mulai Kekeringan, Warga Wayliwok Butuh Pasokan Air Besih

×

Sumur Mulai Kekeringan, Warga Wayliwok Butuh Pasokan Air Besih

Sebarkan artikel ini
Foto: Ibu- ibu paruh baya warga dusun 2 pekon Wayliwok sedang menadahkan ember mengisi air di keran milik kantor pekon, Selasa 30 Juli 2024.
Foto: Ibu- ibu paruh baya warga dusun 2 pekon Wayliwok sedang menadahkan ember mengisi air di keran milik kantor pekon, Selasa 30 Juli 2024.

TANGGAMUS – Sumur kering akibat kurang hujan, warga Pekon Wayliwok, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus, Lampung butuh pasokan air bersih, Selasa 30 Juli 2024.

Akibat kurangnya hujan beberapa bulan terakhir, sumur warga wilayah dusun 2 Pekon Wayliwok kering, maski ada air namun bau dan bercampur lumpur.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Jangankan musim kemarau, saat musim hujan saja air sumur butek, saat kemarau air sumur kering, walau ada air tapi bau dan bercampur lumpur” kata salah satu ibu rumah tangga pekon setempat kepada Wawai News, Selasa 30 Juli 2024.

Asroni, warga dusun 2 mengungkapkan, sebagian ibu rumah tangga mengambil air di kantor pekon, karena air sumur yang terletak di kantor pekon terbilang bening dan sangat layak untuk dikonsumsi.

BACA JUGA :  Carut Marut Dana Desa di Pekon Wayliwok, Jamban dan PMT Tak Jelas

“Untuk masak dan air minum sebagian ibu-ibu ngambil air dari keran kantor pekon, karena air sumur warga, airnya kuning dan bau, ga layak dikonsumsi” ungkapnya.

Asroni mengatakan, meski sumur warga ada airnya, tapi bau dan warnanya kuning serta bercampur lumpur padahal sering dikuras untuk dibersihkan namun tetap tidak layak untuk dikonsumsi.

“Air sumur kami ada, tapi butek, bisalah untuk mandi, tapi kalau untuk dimasak ga layak, makanya kami ngambil air di kantor pekon meski sering ditegur oleh aparat pekon” kata Asroni.

Sementara Sekretaris Pekon Wayliwok Misbahudin menerangkan, selama ini memang warga mengambil air bersih di kantor pekon dan pihak pemerintah pekon tidak melarang warga mengambil air asalkan airnya memadahi dan dijaga bersama sama.

BACA JUGA :  Longsor di Tanggamus Putus Jalur dua Pekon di Kelumbayan

“Kecuali kalau memang air dikantor pekon sudah tidak memadai untuk diambil karena kering, kalau air di kantor pekon masih banyak kenapa ga, dan kami tidak melarang karena air adalah kebutuhan manusia setiap hari” terang Misbahudin.

Menurut Misbahudin, dana pembangunan pekon memang dari pemerintah, tapi seharusnya masyarakat sama- sama menjaga, karena terkadang warga membuka keran air semaunya, sehingga beberapa kali diganti.

“Terkadang memang warga kita itu sendiri yang ceroboh, seharusnya itu kan milik bersama, kita jaga, kita rawat, kadang- kadang keran air dibuka dan tidak ditutup kembali” tandasnya.