Scroll untuk baca artikel
Lintas Daerah

Tasikmalaya dan Peradaban Bambu: Ketika KDM Menawarkan Pabrik, Bupati Mengajak Kontemplasi

×

Tasikmalaya dan Peradaban Bambu: Ketika KDM Menawarkan Pabrik, Bupati Mengajak Kontemplasi

Sebarkan artikel ini
Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Provinsi Jawa Barat Tahun 2024, bertempat di Hotel Grand Mercure Bandung Setiabudi, Kamis, 9 Januari 2025
Dedi Mulyadi Gubernur Jabar

TASIKMALAYA — Ulang tahun bukan cuma soal potong tumpeng dan baca sambutan panjang. Di Kabupaten Tasikmalaya, Hari Jadi ke-393 justru jadi panggung ide besar nan bambuistik dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Dalam Rapat Paripurna Istimewa di DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (26/7/2025), Dedi Mulyadi atau akrab disingkat KDM tak datang membawa kue, tapi membawa visi, menjadikan bambu bukan hanya kerajinan tangan, tapi tulang punggung ekonomi. Ya, dari bambu ke pabrik, dari warung kopi ke sentra industri. Sebuah lompatan cukup lentur seperti bambunya.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Tasikmalaya itu punya peradaban bambu sejak dulu. Ini bukan cuma buat anyaman, tapi juga jadi akar peradaban tata ruang. Masa lalu jadi guru, masa depan harus jadi pabrik,” ujar KDM.

BACA JUGA :  KDM Minta Bupati Bekasi Benahi Bantaran Kali di Wilayah Tambun Utara

KDM menilai bambu Tasikmalaya tak sekadar bahan bangunan atau alat musik. Tapi sumber penghidupan asal dikelola dengan pendekatan industrial dan teknologi kekinian. Ia bahkan menyarankan arsitektur bambu diterapkan di seluruh fasilitas pemerintah Kabupaten Tasikmalaya.

“Bayangkan kantor bupati, rumah dinas, bahkan kantor pajak dari bambu. PNS-nya ngantor pakai sandal anyaman. Lebih adem, lebih lokal, lebih Instagramable,” seloroh seorang warga, separuh serius separuh satire.

Dan tentu saja, tak lengkap tanpa pabrik bambu. Karena menurut KDM, bambu Tasikmalaya bukan kaleng-kaleng, alias kualitasnya terbaik se-Jabar bahkan, menurut beliau, mungkin sedunia. Kalau bambu punya akun LinkedIn, resume-nya pasti mengkilap.

Bupati Tasikmalaya Cecep Nurul Yakin juga menyampaikan pidato. Namun, alih-alih langsung mengiyakan ide pabrik, beliau mengajak warga untuk kontemplasi.

BACA JUGA :  Investasi Masuk Kawasan Rebana Masih Minim, KDM: Terbesar Masih di Kawasan Lama

“Hari jadi ini bukan hanya selebrasi, tapi ruang kontemplasi,” ujar Bupati Cecep, yang sepertinya lebih nyaman dengan refleksi batin ketimbang urusan produksi mesin press bambu.

Ia menyambut kehadiran Gubernur bukan sebagai formalitas, tapi “dorongan moril” istilah politis untuk “ayo kita pikirin dulu matang-matang, nanti baru jalan”.

Kalau kata pengamat, ini semacam duet yin-yang satu berbicara tentang gebrakan industrial, satunya tentang ketenangan spiritual.***