WAWAINEWS – Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Lampung Memanggil diterima Gubernur Arinal Djunaidi dan Ketua DPRD Lampung Mingrum Gumay dengan pembatas kawat berduri atau barrier di pintu masuk perkantor Pemprov, Rabu (13/4/2022).
Mahasiswa tidak bisa masuk ke areal perkantoran pemerintah meskipun sudah melakukan negosiasi dengan aparat penjaga. Mahasiswa diterima Gubernur dan Ketua DPRD Lampung dengan batas kawat berduri setinggi 2 meter.
Mahasiswa dari Aliansi Lampung Memanggil duduk di depan sementara Gubernur dan Ketua DPRD Lampung berdiri diatas mobil barakuda dari halam depan kantor DPRD Lampung bagian dalam.
Kehadiran Gubernur dan Ketua DPRD Lampung itu didampingi Kapolda Lampung Irjen Pol Hendro Sugiatno. Usai mendengarkan tuntutan yang disampaikan oleh koordinator aksi, Ketua DPRD Mingrum Gumay mengambil alih untuk menyampaikan tanggapannya.
Ketua DPRD Lampung Mingrum saat memberi pernyataan mengaku siap menerima aspirasi yang disampaikan mahasiswa.
Pemerintah Provinsi Lampung menurutnya adalah bagian yang tidak dipisahkan dari aspirasi masyarakat.
Selanjutnya, Mingrum meminta perwakilan mahasiswa untuk masuk ke halaman Pemprov Lampung untuk berdialog dengan forkopimda. Tapi mahasiswa spontan langsung menolak .
Massa meminta mereka diperbolehkan untuk masuk semua ke halaman kantor Pemprov Lampung dan berjanji untuk tidak berbuat anarkis.
Sementara Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menegaskan, aspirasi yang disampaikan oleh rekan mahasiswa saat ini akan ditindaklanjuti.
Gubernur pun menyampaikan bahwa yang terpenting adalah komitmen. Dia pun menyetujui pembukaan kawat berduri dengan syarat mahasiswa tidak ricuh dan mau berdiskusi dengan kepala dingin.
“Baik kami buka (kawat berduri) asal kalian janji untuk duduk tertib dan kita berdialog tanpa ricuh,” ungkapnya.***