Scroll untuk baca artikel
BudayaRagam

Ternyata Ini 8 Kekayaan Sejati yang Tak Bisa Dibeli Uang, Nomor 7 Mengejutkan!

×

Ternyata Ini 8 Kekayaan Sejati yang Tak Bisa Dibeli Uang, Nomor 7 Mengejutkan!

Sebarkan artikel ini
8 Kekayaan Sejati yang Tak Bisa Dibeli Uang

Penulis: Robin Sharma
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (Indonesia) / Penguin Random House (Internasional)
Tahun Terbit: 2024 (Internasional), 2025 (edisi Indonesia)
Kategori: Pengembangan Diri, Motivasi, Bisnis & Ekonomi
Jumlah Halaman: 448 hlm
ISBN: 978-0593798515

Lebih dari Sekadar Kaya, Robin Sharma dan Makna Kekayaan Sejati
Di era ketika kesuksesan sering diukur dari saldo rekening dan ukuran rumah, Robin Sharma datang dengan pertanyaan menohok: “Benarkah kita benar-benar kaya?”

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Melalui karya terbarunya, The Wealth Money Can’t Buy, penulis yang telah melahirkan karya-karya fenomenal seperti The Monk Who Sold His Ferrari dan The 5 AM Club kembali menyapa pembacanya kali ini dengan sebuah peta batin untuk menemukan makna kekayaan yang tak bisa dibeli dengan uang.

Seperti biasa, Sharma tidak hanya menulis. Ia menuturkan dengan gaya naratif yang khas, dengan sentuhan cerita, kutipan-kutipan reflektif, dan metafora yang dalam. Ia bukan sekadar menyampaikan gagasan, tetapi mengajak pembaca untuk masuk dalam ruang kontemplasi.

BACA JUGA :  Hikayat Kepaksian Pak Sekala Brak Penuturan Dalom Pemangku Marga Umbul Buah Kota Agung

Menembus Jebakan Kesuksesan Modern
Sharma menyoroti fenomena yang mungkin akrab bagi banyak orang: kesuksesan semu. Ia menyebutnya sebagai “jebakan kesuksesan” saat seseorang tampak berhasil secara finansial, namun hampa secara emosional dan spiritual.

Banyak orang terlihat kaya, namun merasa miskin di dalam. Di sinilah Sharma ingin membuka mata: bahwa kekayaan sejati bukan diukur dari apa yang kita punya, tapi dari siapa kita dan apa yang kita berikan.

Delapan Pilar Kekayaan Hakiki
Melalui model The 8 Forms of Wealth, Sharma mengajak pembaca untuk memandang kekayaan secara menyeluruh bukan hanya dari uang dan harta, tetapi dari delapan pilar utama kehidupan:

Pertumbuhan Pribadi (Growth) Kekayaan sejati berasal dari belajar terus-menerus dan memperbaiki diri.

  • Kesehatan (Wellness) Tanpa tubuh dan pikiran yang sehat, tak ada kekayaan yang bisa dinikmati.
  • Keluarga (Family) – Hubungan yang penuh cinta dan pengertian adalah aset yang tak tergantikan.
  • Pekerjaan Bermakna (Craft) – Temukan makna dalam pekerjaan yang selaras dengan nilai diri.
  • Keuangan (Money) – Uang penting, tapi hanya alat. Bukan tujuan akhir.
  • Komunitas (Community) – Berkontribusi, merasa diterima, dan membangun ikatan sosial yang kuat.
  • Petualangan (Adventure) – Kekayaan juga berarti menjalani hidup dengan semangat eksplorasi.
  • Pelayanan (Service) – Memberi kembali, membuat dampak nyata, dan menjadi cahaya bagi sesama.
BACA JUGA :  Penyimbang Adat Bandar Terbanggei Meradang, Sebut Pernyataan Ketua MPAL terkait 'Cepalo Adat' Menyesatkan

Dengan memadukan filosofi Timur dan strategi praktis Barat, Sharma menyusun kerangka ini agar bisa langsung diterapkan oleh pembaca dari semua latar belakang usia dan profesi.

Antara Cerita, Spiritualitas, dan Strategi
Salah satu kekuatan utama buku ini adalah cara penyampaiannya. Sharma menulis seolah sedang berbicara kepada pembaca secara personal.

Ia menyisipkan cerita inspiratif, analogi sederhana, hingga kutipan yang menghentak kesadaran. Buku ini tak hanya memberi informasi, tetapi mengajak untuk merenung dan berubah.

Namun, seperti buku-buku motivasi umumnya, beberapa bagian terasa repetitif dan kurang mendalam secara teknis khususnya dalam pembahasan soal keuangan. Alih-alih menyuguhkan strategi finansial konkret, Sharma lebih banyak bicara soal sikap dan filosofi terhadap uang.

Kekuatan Terbesar: Mengubah Cara Pandang
Meski begitu, kekuatan terbesar buku ini justru terletak pada kemampuannya mengubah cara pandang pembaca tentang kekayaan dan kesuksesan.

BACA JUGA :  Kepaksian Pernong Gelar 'Hippun' Adat, Sikapi Polimik Lamban Gedung Kuning

Ia menggeser paradigma dari orientasi materi ke arah keseimbangan hidup, kebahagiaan batin, dan dampak sosial. Dan semua itu disampaikan dalam bahasa yang sederhana, membumi, dan penuh semangat.

Kesimpulan: Kaya Itu Bukan Soal Uang
The Wealth Money Can’t Buy bukan buku bisnis biasa. Ia bukan sekadar peta menuju sukses finansial, tapi peta menuju jiwa yang utuh. Robin Sharma, dengan segala kebijaksanaannya, menyajikan karya yang relevan untuk zaman yang serba sibuk dan cepat ini—ketika kita butuh jeda untuk bertanya: Apakah aku benar-benar hidup kaya, atau hanya terlihat kaya?

Nilai: 4,5/5

Jika Anda mencari kekayaan yang lebih dari sekadar angka, buku ini adalah teman perjalanan yang tepat. Sharma tidak menjual mimpi, ia mengundang kita untuk kembali ke esensi: bahwa hidup yang kaya adalah hidup yang utuh, berarti, dan membahagiakan di dalam dan di luar.***