Scroll untuk baca artikel
Perikanan

Terombang-ambing di Laut 20 Jam, Nelayan Bakauheni Selamat Mengandalkan Pelampung Jaring

×

Terombang-ambing di Laut 20 Jam, Nelayan Bakauheni Selamat Mengandalkan Pelampung Jaring

Sebarkan artikel ini
Keluarga menyambut dua nelayan yang selamat menyambut haru, setelah dievakuasi Ralat, korban di Pelelangan Ikan Muara Pilu, Bakauheni, Minggu, 17 Maret 2024
Keluarga menyambut dua nelayan yang selamat menyambut haru, setelah dievakuasi Ralat, korban di Pelelangan Ikan Muara Pilu, Bakauheni, Minggu, 17 Maret 2024 - foto doc Ist

LAMPUNG SELATAN – Dua nelayan asal Bakauheni, Lampung Selatan, selamat setelah 20 jam terombang ambing di laut setelah perahunya tenggelam diterjang gelombang tinggi. Kedua nelayan itu selamat hanya mengandalkan pelampung jaring.

Keduanya bernama Suherman (56) dan Jainuri (35) warga Desa Totoharjo, Bakauheni, Lampung Selatan. Kejadian itu berawal saat perahu keduanya mengalami putus jangkar dan pecah setelah dihantam gelombang di seputaran perairan Muara Pilu, pada Sabtu pukul 15.00 WIB.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Mereka sempat hilang kontak di sekitar Perairan Tanjung Tua dan Pulau Sebesi, Kabupaten Lampung Selatan, pada Sabtu 16.00 WIB sekira pukul 15.00 WIB.

BACA JUGA :  Identifikasi Jenis Hiu dan Pari untuk Mencegah Kepunahan

Kedua nelayan berangkat dari Dermaga Muara Pilu menuju perairan antara Tanjung Tua dan Pulau Sebesi untuk mencari ikan.

Namun hingga pukul 22.00 WIB, keduanya belum kembali, ungkap Koordinator Pos SAR Bakauheni Rezie.

Adik dari salah satu korban bernama Doni, pun berinisiatif menghubungi Basarnas Lampung untuk meminta bantuan pencarian.

Kepala Kantor Basarnas Lampung Deden Ridwansah selaku SMC (SAR Mission Coordinator) mengerahkan personel Pos SAR Bakauheni untuk menuju lokasi dan melaksanakan pencarian. Tim tiba di dermaga Muara Piluk langsung berkoordinasi dengan unsur SAR Gabungan yang berada di lokasi, katanya.

Kemudian tim SAR Gabungan melaksanakan penyisiran di sepanjangan bibir Pantai dari Muara Piluk sampai Tanjung Bawang menggunakan Perahu Nelayan.

BACA JUGA :  PP Nomor 26 Tahun 2023, Mengatur Tata Kelola Sedimentasi di Laut

Hingga pukul 02.20 WIB belum terlihat tanda tanda keberadaan korban, tim SAR Gabungan memutuskan menghentikan pencarian sementara dan akan melanjutkan kembali pada Minggu (17/03) pagi.

Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Basarnas Lampung, Polairud Polres Lamsel, Polairud Polda Lampung dan nelayan setempat memulai pencarian pukul 06.30 WIB.

Tim dibagi menjadi 2 SRU (SAR Rescue Unit). SRU I menggunakan RIB 03 Basarnas Lampung melaksanakan pencarian radius 14 km dari lokasi kejadian ke arah Utara. SRU II menggunakan perahu nelayan melaksanakan pencarian hingga radius 10 km arah Selatan dari lokasi kejadian.

Sekitar pukul 11.00 WIB Tim SAR Gabungan terima info dari nelayan bahwa korban telah ditemukan di sekitar Perairan Sangiang pada koordinat 05°57’9.732” S – 105°51’53.772” E.

BACA JUGA :  KKP Jajaki Kerja Sama Tangani Mamalia Laut Terdampar Dengan PDHI

Informasi tersebut langsung dilaporkan kepada Kepala Kantor Basarnas Lampung Deden Ridwansah.
“Selanjutnya tim menuju lokasi tersebut guna memastikan kebenaran info tersebut dan melaksanakan evakuasi,”paparnya,

“Tiba di lokasi penemuan korban, tim SAR Gabungan langsung mengevakuasi korban dalam keadaan selamat menuju Dermaga Muara Piluk dan dibawa ke Puskesmas untuk dilaksanakan penanganan medis,”tandasnya Tali Jangkar Putus

Cerita Korban

Korban, Jainuri, mengisahkan bahwa tenggelamnya perahu yang mereka tumpangi akibat gelombang laut tinggi bersamaan dengan angin kencang.