Scroll untuk baca artikel
Nasional

Teror Pakai Strategi ‘Inong baleh’, Bentuk Peringatan Keras bagi Polri

×

Teror Pakai Strategi ‘Inong baleh’, Bentuk Peringatan Keras bagi Polri

Sebarkan artikel ini

JAKARTA – Serangan teror ke Mabes Polri atau hanya berjarak 150 meter dari ruang kerja Kapolri, dinilai bentuk showofforce-nya bos teroris untuk menunjukkan bahwa ada fenomena baru dalam aksi teror yang akan mereka mainkan ke depan.

Untuk itu Ind Police Watch (IPW) berharap Polri mencermati fenomena ini. Dalam fenomena itu bos teroris ingin menunjukkan dua hal kepada publik.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Pertama, kelompok teroris kini punya pasukan khusus, pasukan “Inong baleh”. Sama seperti saat pasukan GAM disisir habis oleh Polri dan TNI di era konflik Aceh, mereka mengedepankan pasukan perempuan atau “Inong baleh”,” ungkap Neta S Pane, Presidum IPW, Kamis (1/4/2021).

BACA JUGA :  Jokowi Punya Polri, Prabowo Punya TNI?

Kelompok teroris sepertinya meniru apa yang dilakukan GAM, saat para teroris disisir habis oleh Polri, kini mereka menurunkan pasukan perempuan (Inong Baleh). Setelah serangan di gereja di Makassar, pasukan “Inong baleh” masuk ke jantung Polri dan melakukan serangan yang mengagetkan dari dalam komplek Mabes Polri.

Kedua, bos teroris ingin menunjukkan bahwa pasukan “Inong baleh” mereka lebih nekat. Dengan kemampuan seadanya dan tanpa paham “medan pertempuran” pasukan “Inong baleh” teroris nekat melakukan serangan dari dalam Mabes Polri.

Teroris menunjukkan teori baru, serangan tidak dari luar tapi dari dalam. Para teroris ingin menunjukkan ke publik bahwa inilah pertama kali dalam sejarah bahwa Mabes Polri bisa diserang teroris dari dalam.

BACA JUGA :  Pernyataan Sikap 32 MUI Provinsi untuk Pemerintah

Para teroris ingin menunjukkan betapa lemahnya sistem keamanan Mabes Polri di era Kapolri Sigit. Di saat Polri sedang sibuk melakukan penggerebekan ke sarang teroris di berbagai tempat justru markas besarnya malah kebobolan dari dalam.

IPW menilai, baik serangan di Makassar maupun di Mabes Polri masih dalam tingkatan peringatan atau ujicoba bahwa akan ada serangan besar yang akan dilakukan bos teroris.

“Untuk itu Polri harus segera mencari dan menangkap bos teroris itu. Sebab bagaimana pun, baik serangan di Makassar maupun di Mabes Polri ada pihak yang mengendalikan dan tidak mungkin pelaku bekerja sendiri,”tandas Neta.

Dalam kasus serangan di Mabes Polri, pihak kepolisian perlu menjelaskan, apa jenis senjata yang digunakan pelaku, benarkah Air Soft Gun. Benarkah pelaku berhasil melepaskan enam tembakan.

BACA JUGA :  Bawaslu Mengajak Stakeholder di Tanggamus Sukseskan Pemilu 2024

Kemudian bagaimana senjata itu bisa masuk ke dalam Mabes Polri. Dengan siapa pelaku bertemu di dalam Mabes Polri sehingga pelaku bisa mendapatkan senjata dan melakukan serangan dari dalam.

Melihat mulusnya strategi serangan di Mabes Polri ini bukan mustahil kelompok teror ini sedang menyiapkan serangan baru yang lebih besar. Inilah yang perlu diantisipasi semua pihak agar rencana serangan itu bisa dipatahkan.

IPW menilai serangan ini tak terlepas dari dendam kesumat kelompok teror terhadap kasus penembakan di Km 50 tol Cikampek yang hingga kini belum selesai penanganannya.