Tapi, jelas dia, itu semua tidak terealisasi, hanya ada di RAB dan di SPJ. Hasilnya diduga nol, alias kuat dugaan masuk kantong.
Ironisnya sambung dia, ketika masyarakat menanyakan terkait hasil musyawarah tersebut justru Kakon Guring, naik pitam seolah dana desa itu miliknya pribadi dengan menantang warganya melapor.
“Setiap ditanya terkait realisasi hasil musyawarah Kakon Guring, naik pitam dan mempersilakan warga yang bertanya untuk mengambil tindakan atau melapor ke APH,”jelasnya.
Sementara itu Kepala Pekon Guring Salehhuddin menolak konfirmasi awak media ini. Meskipun berkali-kali di datangi langsung atau melalui pesan WhatsApp ogah memberi tanggapan.
Namun, kakon Guring memberi bantahan melalui media berbeda dan wartawan itu pun menuliskan jika awak media wawainews.id tidak profesional.
Unik media itu, tidak mengungkap kasus sejak awal, tapi tiba-tiba membantah pemberitaan media lain. Seolah menjadi corong pemerintah hingga dipertanyakan profesionalitasnya.
“Itu media mau membantah berita media lain. Itu istilahnya maling timba, sebagai sesama wartawan harusnya kreatif dalam menyoroti persoalan di lapangan tidak mencari berita dari pemberitaan media lain,”ujar wartawan Tanggamus mencibir.***