Lampung

Tingkatkan SDM Pengolah Ikan, KKP Latih Masyarakat Lampung

×

Tingkatkan SDM Pengolah Ikan, KKP Latih Masyarakat Lampung

Sebarkan artikel ini

LAMPUNG – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang diversifikasi pengolahan perikanan bagi masyarakat Lampung.

Peningkatan kapasitas SDM tersebut dilakukan oleh Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM), salah satunya melalui pelatihan, dilakukan Pelatihan Pengolahan Hasil Perikanan Bagi Masyarakat di Bandar Lampung, 30 September sampai 1 Oktober 2021.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Plt. Kepala BRSDM Kusdiantoro, dalam rangka mendukung program prioritas tersebut, BRSDM melalui kegiatan pelatihan terus meningkatkan kompetensi SDM, sejalan dengan program Pemerintah yaitu Pembangunan SDM, yang menjadi prioritas utama dengan membangun SDM yang bekerja keras, dinamis, terampil, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Dengan semakin berkembangnya teknologi di bidang pengolahan hasil perikanan, maka masyarakat dituntut untuk terus mengikuti perkembangan teknologi terkini dengan terus berinovasi membuat produk-produk diversifikasi olahan yang menarik, dan yang tidak kalah pentingnya yaitu dapat membuat produk yang dapat diterima oleh pasar,”ujarnya.

BACA JUGA :  KKP Genjot produksi Pakan Ikan

BRSDM melalui Balai-Balai Riset dan Balai-Balai Pelatihan akan terus mendampingi masyarakat perikanan dengan kegiatan diseminasi pelatihan seta penyuluhan untuk mentransfer ilmu kepada para pelaku utama perikanan.

Ia berharap, Kota Bandar Lampung dan kota-kota lainnya dapat berkembang menjadi sentra perikanan yang terintegrasi, terbentuk unit-unit produksi budidaya mulai dari pembenihan ikan, pembesaran hingga pengolahan hasil perikanan.

Selain itu akan terbentuk kampung-kampung budidaya ikan, juga kampung-kampung pengolahan ikan seperti yang telah dicanangkan dalam pencapaian program KKP.

Peningkatan kapasitas SDM perikanan di Provinsi Lampung ini sangat penting, mengingat data konsumsi ikan di Provinsi Lampung saat ini sebesar 33,85 kg per kapita, masih dibawah rata-rata nasional yaitu 54 kg per kapita.

Hal ini masih perlu ditingkatkan lagi karena kandungan gizi ikan sangat-sangat relevan untuk mendukung program pencegahan stunting, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.

BACA JUGA :  Pembuatan SKCK Bacaleg Partai NasDem Tanggamus Digelar Serentak di Kantor DPD

Menurut Kusdiantoro, dalam hal memerangi stunting, sektor perikanan mempunyai peranan yang sangat strategis, karena produk hasil perikanan mempunyai berbagai keunggulan dengan nutrisi yang sangat lengkap dan sangat baik bagi tubuh, serta potensi produksi sangat besar dan berpeluang besar untuk terus ditingkatkan.

Harganya pun relatif terjangkau dan tersedia sepanjang tahun dan tidak perlu mengimpornya.

“Besar harapan kami, dengan pelatihan yang kita laksanakan ini, selain dapat meningkatkan gizi keluarga, juga dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Dan terakhir saya berpesan kepada pelatih dan penyuluh perikanan agar terus mendampingi para peserta selama pelatihan maupun di pasca pelatihan,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Lilly Aprilya Pregiwati melaporkan, Pelatihan Pengolahan Hasil Perikanan Bagi Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap para peserta dalam melakukan usaha diversifikasi olahan ikan, sehingga dapat menghasilkan produk perikanan yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi dan dapat diterima di pasaran.

BACA JUGA :  Kades Gunung Agung Lampung Timur Ditahan Polisi, Kenapa?

Menurutnya, metode yang digunakan dalam diklat ini adalah offline training, dimana materi disampaikan secara langsung oleh pelatih dari Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Tegal.

Sedangkan peserta sebanyak 100 orang mengikuti seluruh kegiatan pelatihan mulai dari teori, praktik dan diskusi dengan didampingi oleh penyuluh perikanan. Dalam kegiatan praktiknya, peserta akan difasilitasi untuk kebutuhan bahan praktiknya dan diberikan modul pembelajaran.

Selama kegiatan peserta diberikan ruang untuk tetap bisa melakukan tanya jawab dan diskusi dengan pelatih secara langsung.

“Pasca pelatihan, penyuluh perikanan dan pelatih secara bersama-sama bersinergi dalam rangka terus melakukan pendampingan kepada purnawidya sehingga diharapkan peserta dapat menerapkan ilmu yang didapat selama pelatihan,” ujar Lilly.