Scroll untuk baca artikel
AdvertorialZona Bekasi

Tinjau Pengerjaan Polder Air Sepanjang Jaya, Tri Adhianto: Bakal Jadi Tempat Rekreasi dan Olahraga masyarakat

×

Tinjau Pengerjaan Polder Air Sepanjang Jaya, Tri Adhianto: Bakal Jadi Tempat Rekreasi dan Olahraga masyarakat

Sebarkan artikel ini
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, saat meninjau pembangunan Polder Air di Kelurahan Sepanjang Jaya, Rawalumbu, Minggu (19/10). Proyek dengan luas area sekitar 6.000 meter ini merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota Bekasi dalam mengurangi genangan air dan potensi banjir di wilayah tersebut. - foto doc

KOTA BEKASI Wali Kota Bekasi Tri Adhianto kembali turun ke lapangan bukan untuk meninjau baliho, tapi mengecek langsung progres pembangunan Polder Air Sepanjang Jaya di Kecamatan Rawalumbu, Minggu (19/10). Proyek ini menempati lahan sekitar 6.000 meter persegi, dan diharapkan jadi solusi permanen untuk masalah klasik Bekasi: banjir yang datang lebih sering daripada pejabat yang datang meninjau.

Dalam kunjungan itu, Tri didampingi Camat Rawalumbu Nia Rahmawati, Lurah Sepanjang Jaya Sowi, dan Ketua RW 09, lengkap dengan ritual wajib rompi proyek, helm putih, dan ekspresi serius di tengah lumpur.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Banyak keluhan warga terkait banjir yang sering terjadi di wilayah ini. Pemerintah Kota Bekasi berkomitmen menyelesaikan persoalan ini melalui pembangunan polder air,”ujar Tri, menegaskan bahwa genangan air tidak boleh lagi jadi agenda tahunan warga cukup agenda tahunan pemerintah saja.

Polder ini dirancang tak sekadar jadi kolam penampung air, tapi juga penampung harapan warga. Setelah rampung, kawasan tersebut akan dilengkapi jogging track, area pedestrian, dan ruang terbuka hijau. Konsepnya air ditampung, warga ditenangkan, dan media diberi bahan liputan yang menyejukkan.

“Kawasan ini tidak hanya bermanfaat secara teknis untuk pengendalian banjir, tetapi juga menjadi tempat rekreasi dan olahraga masyarakat,”tambah Tri, menegaskan visi Bekasi sebagai kota yang tidak cuma bertahan dari hujan, tapi juga berusaha tampil Instagramable di antara genangan.

Proyek ini juga melibatkan proses pembebasan lahan milik Perumnas, langkah yang diakui Tri tidak mudah. Tapi, seperti biasa, Pemkot Bekasi mengklaim sudah “beres administratif” istilah yang bisa berarti “sudah dibayar” atau “sedang dinegosiasikan sambil menunggu hujan reda.”

Ketua RW 09, yang turut mendampingi, menyatakan dukungan penuh warga. Ia bahkan sudah punya rencana pasca proyek rampung:

“Kami ingin memanfaatkan aliran kali di sekitar kawasan untuk wisata air dan memancing,”
ujarnya membuktikan bahwa di Bekasi, bahkan genangan pun bisa diubah jadi potensi wisata, asal kreatif dan sabar.

Bagi warga Sepanjang Jaya, pembangunan polder ini seperti harapan baru yang datang di antara hujan deras dan janji lama. Bekasi tampaknya mulai sadar: pengendalian banjir tak cukup dengan doa dan karung pasir. Harus ada sistem, lahan, dan niat politik yang tahan genangan.

Namun, publik tetap realistis. Sebab, di kota di mana drainase sering berubah fungsi jadi tempat buang sampah, polder secantik apa pun tetap butuh pemeliharaan bukan sekadar seremoni.

Jika berhasil, Polder Sepanjang Jaya akan menjadi contoh bahwa Bekasi bisa menata air dan warga sekaligus. Tapi kalau gagal? Yah, warga Rawalumbu mungkin kembali dapat “wisata air gratis” setiap musim hujan, tanpa perlu tiket masuk.

Pemerintah Kota Bekasi menargetkan pengerjaan rampung sesuai jadwal. Target yang terdengar manis meski di Bekasi, kadang yang cepat rampung hanyalah banjir datang, bukan proyek selesai.

Tetapi satu hal pasti: dari polder ini, Bekasi sedang mencoba naik kelas dari kota yang dikenal karena “banjir dan beton,” menjadi kota yang belajar mengalir lebih baik dari air yang dulu menenggelamkannya.***

SHARE DISINI!