Scroll untuk baca artikel
TANGGAMUS

Toilet Umum Taman Soekarno Kota Agung, Bau Prestasi, Kotor Tanpa Kompetisi!

×

Toilet Umum Taman Soekarno Kota Agung, Bau Prestasi, Kotor Tanpa Kompetisi!

Sebarkan artikel ini
Bukan cuma kumuh, tapi nyaris bisa dijadikan lokasi syuting film horor tanpa perlu set properti tambahan. Lantai licin penuh noda, dinding bernoda gelap, dan kloset jongkok yang seolah menjerit minta disucikan dari dosa-dosa air yang tak pernah mengalir, (foto_kolase)

TANGGAMUS – Ketika musik dangdut menggema meriah di Liga Dangdut 4 Taman Soekarno, Sabtu (25/10/2025), ada “penampilan lain” yang juga menyedot perhatian publik, bukan dari panggung utama, melainkan dari sudut sepi yang seharusnya jadi tempat “lega”, tapi malah bikin pengunjung “menahan derita”, toilet umum Taman Soekarno, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus.

Kondisinya? Bukan cuma kumuh, tapi nyaris bisa dijadikan lokasi syuting film horor tanpa perlu set properti tambahan. Lantai licin penuh noda, dinding bernoda gelap, dan kloset jongkok yang seolah menjerit minta disucikan dari dosa-dosa air yang tak pernah mengalir.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Gimana sih, WC-nya kok kayak gini? Udah kotor, bau lagi!” keluh seorang pengunjung yang sedang menahan napas lebih lama dari penyanyi yang nahan nada tinggi.

Toilet yang mestinya menjadi fasilitas publik andalan, kini malah jadi pajangan gagal di tengah semangat perayaan Sumpah Pemuda. Ironisnya, di saat panggung hiburan penuh warna dan semangat, kamar kecil justru gelap, lembab, dan memantulkan aroma perjuangan yang tak perlu dikenang.

Tak ada tanda-tanda perawatan berkala. Tak ada petugas kebersihan terlihat. Seolah-olah, toilet itu dibiarkan menjadi “monumen kenangan” bagi pengunjung yang nekat masuk. Bahkan beberapa warga berseloroh, “Kalau mau uji nyali, gak usah ke rumah kosong, cukup ke toilet Taman Soekarno.”

Padahal, taman ini kerap menjadi pusat kegiatan masyarakat, mulai dari acara budaya, hiburan, hingga kegiatan keluarga. Namun sayang, fasilitas dasar seperti toilet justru luput dari perhatian pihak pengelola.

Kebersihan toilet publik adalah cermin peradaban kecil sebuah daerah. Jika taman bisa dirias cantik untuk acara, seharusnya kamar mandinya pun tak dibiarkan menjadi zona terlarang.

Harapan masyarakat sederhana: tolong, jangan hanya panggungnya yang disulap, tapi juga tempat buang airnya. Karena yang satu menghibur mata, sementara yang lain… menentukan nasib hidung. ***