KOTA BEKASI — Dalam upaya mengikuti irama langkah pemerintah pusat dan semangat nasionalisme berbasis ekonomi kerakyatan, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto meresmikan Koperasi Merah Putih di Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondok Gede, Minggu (20/7/2025).
Peresmian ini dilakukan serentak se-Indonesia melalui kanal Zoom karena membangun ekonomi rakyat memang harus dimulai dari sinyal internet yang stabil.
Acara akbar ini digelar sebagai bagian dari arahan Presiden RI, Prabowo Subianto, yang meluncurkan 80.000 koperasi di seluruh desa dan kelurahan dari Sabang sampai Merauke.
Angka 80 ribuan yang cukup untuk membentuk ekonomi baru atau setidaknya menciptakan pekerjaan baru bagi para pengurus koperasi.
“Koperasi ini bukan hanya simbol,” ujar Tri penuh semangat,
Tapi tegasnya, gerakan nyata untuk menolong UMKM, peternak, dan siapa saja yang selama ini hanya bisa bersaing dengan doa dan modal nekat.
Turut hadir sejumlah anggota DPRD Kota Bekasi dan tokoh masyarakat yang tampak antusias atau setidaknya tidak tertidur selama mengikuti Zoom bersama Presiden.
Wali Kota Tri mengingatkan bahwa koperasi ini tak boleh menjadi klub eksklusif para pengurus koperasi.
“Kalau hanya pengurus yang tahu dan sibuk sendiri, itu namanya arisan elite, bukan koperasi rakyat,” candanya.
Dia juga menyoroti sistem pinjam-meminjam konvensional, yang katanya “sering berakhir dengan tanah tergadai, tapi modal tak kunjung datang.” Maka koperasi diharapkan jadi jalan tengah yang tidak menengah-menengahkan rakyat.
Dalam kesempatan itu, Mas Tri sapaan akrab Wali Kota Bekasi juga berjanji akan menyediakan gedung-gedung pemerintah yang tidak terpakai daripada jadi sarang kelelawar dan tumpukan berkas abad ke 20 sebagai kantor koperasi.
“Jangan sampai koperasinya semangat saat launching, lalu hilang ditelan rutinitas, seperti resolusi tahun baru.”tegasnya.
Langkah ini disebut sebagai “tonggak penting ekonomi kerakyatan” istilah yang sudah lama dipakai, meski rakyat sering bingung letak tonggaknya di mana.
Tapi Pemerintah Kota Bekasi mengklaim siap mendukung penuh koperasi sebagai soko guru perekonomian bangsa karena kata “soko guru” selalu terdengar hebat meski kadang tak semua paham artinya.
Presiden ingin 80 ribu koperasi berjalan serentak. Tantangan sesungguhnya? Menjaga agar 80 ribu itu tidak hanya berjalan di atas kertas dan live streaming.***