KOTA BEKASI – Fly Over Unisma, Jalan Cut Meutia, Kota Bekasi, Selasa (22/7/2025), mendadak berubah jadi arena “drama logistik” ketika satu unit truk pengangkut sampah milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi tiba-tiba mengambil posisi yoga terbalik di tengah jalan.
Truk malang tersebut terguling akibat As roda belakang patah, membongkar bukan hanya tumpukan sampah, tapi juga sejumlah pertanyaan publik tentang kesehatan kendaraan dinas yang katanya rutin diservis.
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 14.00 WIB ini langsung mengundang perhatian bukan karena dramatisnya kejadian, tapi karena sampah yang tercecer justru menjadi “dekorasi darurat” flyover sampai pukul 17.00 WIB.
Petugas pun tampak pontang-panting mengeruk dan mengamankan lokasi, sementara warga ramai-ramai mendokumentasikan insiden yang bisa dibilang: ‘tragikomedi kelayakan armada pemerintah’.
Ali, Kepala UPTD Lingkungan Hidup Bekasi Timur, angkat suara meski nyaris tercekat oleh rasa heran.
“Truk ini berasal dari Kelurahan Duren Jaya, sedang dalam perjalanan ke TPA Sumur Batu. As roda patah di tengah jalan. Padahal servis rutin kok,” ujarnya, mungkin sambil mengecek ulang jadwal servis yang sudah dibilang “rutin” namun hasilnya imajinatif.
Ali juga menambahkan bahwa kendaraan dinas tersebut selama ini dianggap “layak jalan”, walau akhirnya lebih cocok disebut “layak jalan kaki” setelah patahnya As roda.
Namun, warga sekitar tampaknya tidak serta merta menelan mentah penjelasan “servis rutin” dari DLH.
Heru, warga Setia Kawan, Rawalumbu, yang turut menyaksikan truk jungkir balik ini, menyuarakan apa yang mungkin jadi isi hati banyak warga:
“Bang, kalo diservis beneran, gak bakal tuh patah As rodanya di tengah jalan. Mungkin yang diservis itu formulirnya, bukan mobilnya.”paparnya.
Komentar ini tentu bukan tanpa dasar. Dalam pengalaman sehari-hari, mobil yang diservis secara benar seharusnya bisa membedakan antara jalur TPA dan jalur tengkurap massal di flyover.
Insiden ini mestinya bukan sekadar dianggap musibah mekanik biasa. Sebab, ia membuka kotak pandora perihal transparansi anggaran pemeliharaan armada dinas, akurasi laporan servis berkala, hingga kemungkinan adanya “servis imajinatif” yang cuma ada di atas kertas, bukan di bengkel.
DLH Kota Bekasi kini berada dalam sorotan publik. Truk boleh saja terguling karena patah As, tapi jangan sampai akal sehat publik juga ikut patah karena penjelasan yang asal-asalan.
Apakah truk ini memang sudah waktunya pensiun? Apakah servis berkala berarti sekali setahun menjelang audit? Atau ini bagian dari inovasi baru: “angkutan sampah atraksi akrobatik”?
Sampai berita ini ditulis, truk sudah dievakuasi. Tapi bau pertanyaan tajam tentang manajemen kendaraan dinas DLH masih lebih menyengat dari tumpukan sampah yang tercecer. ***