BEKASI – Mantan Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa Kota Bekasi, Jawa Barat, Ahmad Ustuchri, menyatakan jika PKB adalah partai santri, sehingga budaya saling hormat menghormati harus dijaga.
“Saya hanya ingin menyampaikan bahwa PKB adalah partai santri harus saling menghormati. Artinya, menghormati yang tua dan sebaliknya menghargai yang muda,”ucap Ustuchri Senin (8/3/2021).
Ungkapan tersebut disampaikan menanggapi pelaksanaan Muscab ke-V PKB di hotel Amarosa, pada Minggu (7/3/2021).
Dia berharap sikap saling hormat menghormati bisa terlihat kedepan dalam kepengurusan baru PKB Kota Bekasi.
Dikatakan bahwa siikap santri salah satunya adalah menghormati yang tua dan menghargai yang muda. Sehingga hasil kepengurusan PKB terpilih Muscab di Amarosa bisa mempertahankan kader yang lama jika masih baik, jangan sebaliknya, yang tua baik dibuang, yang malas diambil yang energi malah dibuang.
Ustuchri menegaska dirinya telah mundur sebagai Ketua DPC PKB Kota Bekasi, sebelum hari pelaksanaan Muscab di hotel Amarossa digelar.
Kemundurannya bertujuan salahsatunya meredam konflik. Pertimbangan lainnya untuk menyelamatkan kapal yang sudah kecil jangan sampai tenggelam.
Ia sendiri mengakui telah menyiapkan Muscab ke-V dengan bantuan DPC dan panitia dari 12 PAC, meskpun pada malam pelaksanaan Muscab ia mendapatkan kabar harus pindah ke hotel Amarosa.a
Padahal di An-Nur, tegasnya semua sudah siap mulai banner, catering dan lainnya, “Kenapa di An nur karena hasil koordinasinya dengan Satgas Covid-19,”jelasnya.
“Itu pun, saya tidak mendapatkan undangan Muscab ke-V di Amarossa, sebagai Ketua DPC atau mantan ketua yang sudah menyiapkan laporan pertanggungjawaban,” tukasnya.
Dia memberi alasan kenapa pelaksanaan Muscab digelar di An Nur tidak karena zaman sekarang lagi susah tentunya tidak elok jika Muscab harus di hotel mewah, ditengah kesusahan rakyat dan itu rasanya bukan karaketer PKB.
Terkait hasil Muscab yang digelar di Amarossa Ustuchri mengaku, belum mengetahui hasilnya secara pasti.
Menurutnya hal terpenting dalam gelaran Muscab itu sendiri bukan pada pemilihan orangnya. Tapi, program atau rekomendasi dan itu belum diketahuinya.
“Sampai sekarang saya ga dengar rekomendasi yang dibahas melalaui program komisi dan lainnya, kecuali sekilas soal berita pelaksanaan Muscab yang katanya hanya dihadiri 8 PAC dari 12 PAC,” tukasnya mengaku bagian penting Muscab adalah program dan rekomendasi yang harus dilaksanakan Partai.
Saat ini, Ustuchri mengaku masih bergantung pada kader-kader grassroot atau kader akar rumput yang sudah puluhan tahun membesarkan dan membuat PKB di Kota Bekasi, eksis. Mereka bukan kader pendatang unyuk-unyuk yang tiba-tiba.
“Oleh, ini yang dikira lebih penting hanya sekedar selfie dan foto. Itu juga mungkin yang membedakan antara kader senior yang berjuang di bawah berkeringat dengan kader baru yang masih senang selfie dan foto-foto,” ucapnya.
Menurutnya, meredam, memetakan akar kekecewaan kader senior menjadi tugas berat yang dulu. Hal itu dinilainya lebih penting, tidak terlalu berlebihan agar tidak menjurus ke hal yang tidak diinginkan.
“Saya mundur untuk menunjukkan ahlaq santri walaupun kami senior di partai tidak boleh mengikuti cara kekanakan. Saya mundur juga atas perintah kiai bahkan mengikuti kiai yang dipimpin oleh jajaran Dewan Syuro KH Chudori Thohir Rohili pimpinan Pondok Pesantren Attahiriyyah Bekasi dan Jakarta,” pungkasnya.
Diketahui, dalam perhelatan Musyawarah Cabang (Muscab) PKB Kota Bekasi, Minggu (7/3/2021), Rizki Topananda ditetapkan sekaligus dilantik menjadi ketua oleh DPP PKB melalui Wakil Ketua DPW PKB Jawa Barat. Penetapan Rizki, diklaim mengacu pada hasil Muktamar PKB di Bali, di antaranya penyeragaman kepengurusan.
DPP telah memutuskan lima nama untuk ditetapkan dalam gelaran Muscab PKB Kota Bekasi ke-V. Nama tersebut antara lain adalah KH. Zaenal Abidin Hamid sebagai Ketua Dewan Syuro, dan Sekretarisnya adalah H. Sujatmiko.
Sementara komposisi BPH atau Tanfidziyah yakni Rizki Topananda digunakan sebagai Ketua, Alit Jamaludin sebagai Sekretaris dan Ahmad Muhrodi sebagai Bendahara.
( Min )