Scroll untuk baca artikel
Zona Bekasi

Viral Anak Pemulung Gagal Masuk SMPN, Ternyata Bukan Soal Miskin, Tapi Salah Alamat

×

Viral Anak Pemulung Gagal Masuk SMPN, Ternyata Bukan Soal Miskin, Tapi Salah Alamat

Sebarkan artikel ini
Keimita Ayuni Putri Aiman dan nilainya saat lulus SDN di Sumur Batu Bantargebang, Kota Bekasi

KOTA BEKASI – Jagat maya sempat dibuat haru dan geram sekaligus oleh video TikTok seorang siswi bernama Keimita Ayuni Putri Aiman, disebut anak pemulung yang viral karena gagal masuk SMP Negeri di wilayah Bantar Gebang, Kota Bekasi.

Dalam video itu Titok yang dunggah akun @mandra_putra17, narasi menyentuh mengisahkan anak pemulung yang katanya “ditolak sekolah negeri”.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Namun, setelah ditelusuri, kisah sedih ini ternyata lebih cocok jadi sinetron ketimbang dokumenter.

Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Alexander, akhirnya angkat suara. Bukan untuk klarifikasi sambil nangis di pojokan, tapi menjelaskan fakta lapangan.

Menurutnya, Keimita adalah warga Desa Taman Rahayu, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, alias bukan penduduk Kota Bekasi.

“Kami bukan menolak karena miskin. Tapi ya, karena bukan warga sini. Kalau mau daftar SMPN Kota Bekasi, harus lewat jalur mutasi atau domisili irisan. Anak ini tidak lewat jalur itu, jadi ya secara sistem, mental,” terang Alexander diplomatis namun padat.

BACA JUGA :  Gedung PA Bekasi Dilanjut, Dana Membengkak Tapi Transparansi Melempem!

Bukan Pemulung, Tapi Punya Lapak

Sementara itu, pihak sekolah SDN Sumur Batu 1 tempat Keimita bersekolah, juga memberikan klarifikasi tak kalah menarik. Kepala sekolah menyampaikan dengan penuh nada luruskan yang bengkok bahwa, Keimita punya KK Kabupaten Bekasi sudah pasti “salah wilayah”.

Orang tuanya bukan pemulung keliling melainkan punya lapak pengepul, artinya lebih cocok disebut pengusaha logistik daur ulang.

Video yang viral bukan diambil di rumah Keimita, melainkan di area pemulung lain untuk kebutuhan konten. Bahasa halusnya, setting-an.

Diduga kuat, video dibuat dengan muatan politis, memanfaatkan anak di bawah umur sebagai pemeran utama drama online.

“Ya tolonglah, jangan bikin viral dengan modal kasihan yang salah alamat,” sindir kepala sekolah sambil menegaskan bahwa pihak sekolah sudah menjelaskan semua alur SPMB ke keluarga dan mereka sudah paham dan menerima.

BACA JUGA :  Pungli SMA/SMK di Bekasi, BMPS: Itu Mendapat Restu KCD Jabar Wilayah III

Menariknya, Pemkot Bekasi melalui Dinas Pendidikan sebenarnya sudah menyiapkan solusi, beasiswa sebesar Rp250.000 per bulan untuk siswa miskin yang tidak diterima di SMP Negeri.

Tapi anehnya, alih-alih daftar ke SMP Swasta pakai beasiswa, si anak malah viral duluan.

“Kadang dunia ini memang keras. Tapi lebih keras netizen yang belum tahu kronologi sudah main kecam,” keluh seorang guru sambil memantau komentar TikTok.

Sementara itu, Diskominfosantik Kabupaten Bekasi juga ikut turun tangan menjelaskan bahwa Keimita masih bisa daftar di SMPN 02 Setu.

Bahkan pihak Disdik Kabupaten Bekasi sudah menyampaikan langsung kepada Keimita dan orang tuanya.

“Sudah kami beritahu, tinggal daftar. Tapi keputusan tetap di tangan mereka. Kami hanya menyediakan pintu, bukan memaksa masuk,” ujar Kadis Kominfo Kabupaten, Yan Yan Akhmad Kurnia.

BACA JUGA :  Dituding Salah Tangkap, Ini Tanggapan Polrestro Bekasi Kota

Seorang wali murid di Kota Bekasi, Ahmad Juaini, ikut geram, bukan karena drama TikTok, tapi karena ada pihak yang menurutnya memanfaatkan anak untuk kepentingan tertentu.

“Kami sekarang sudah senang, sudah daftar ulang. Jangan rusak nama baik Kota Bekasi yang sudah adem ayem. Terima kasih kepada Wali Kota, Wakil Wali Kota, dan Dinas Pendidikan. Dan ingat ya, rombel minimal 44 siswa, jangan dikurangi!” tegasnya menyebut itu perintah Wali Kota.

Dunia pendidikan memang kompleks, ada soal zonasi, kuota, hingga video TikTok yang bisa viral sebelum kebenaran sampai ke publik.

Tapi seperti kata pepatah, “yang penting bukan siapa yang viral duluan, tapi siapa yang mendaftar di tempat yang benar.”***