POLMAN – Aksi viral seorang pria yang diduga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) merobohkan dua patung yang menjadi ikon di Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Poliwali Mandar (POLMAN), Sulawesi Barat.
Detik-detik aksi sang pria berbaju hitam dan peci putih menghancurkan patung menggunakan martil, terekam kamera yang viral di media sosial.
Dalam salah satu potongan video pendek yang beredar di media sosial, tampak sang pria yang diketahui bernama Mahmud Khalid (25 tahun), menghentikan aksinya setelah mendapat teguran dari Camat Wonomulyo, Asrul Ambas.
Diketahui, aksi menghancurkan kedua patung ikon Kecamatan Wonomulyo ini, berlangsung Jumat sore (23/07) kemarin. Kedua patung yang dihancurkan diantaranya, patung Tani yang berada di alun-alun kecamatan, serta patung Pancasila yang berada di halaman Kantor Camat Wonomulyo.
Sekcam Wonomulyo Samiaji mengatakan, sebelum menghancurkan patung, pelaku sempat menyampaikan kepada warga sekitar bahwa patung akan direnovasi, sehingga harus dibongkar atas instruksi Camat Wonomulyo.
“Itu yang disampaikan teman-teman yang lain, waktu pelaku ingin menghancurkan itu patung katanya atas perintah pak camat, ternyata Pak Camat tidak pernah memerintahkan hal-hal seperti itu,” kata Samiaji, dilansir dari Detik, Sabtu (24/07/2021) siang.
Kendati informasi yang diperoleh dari warga menyebut pelaku adalah penderita gangguan jiwa, Samiaji mengaku akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait, untuk memastikan hal tersebut.
“Saya masih akan berkoordinasi dengan pihak Puskesmas untuk penanganan selanjutnya. Saya juga sudah minta pihak keluarga, untuk segera mencari pelaku agar dibawa ke rumah sakit, jangan sampai dia kembali melakukan tindakan yang merugikan orang lain,” pungkas Samiaji.
Samiaji juga mengatakan, pihak keluarga bersedia bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan pelaku. Kendati demikian, hingga saat ini keberadaan pelaku belum diketahui.
“Tadi malam pelaku sudah ditemukan, tidur di rumah kakaknya, tapi subuh tadi keluar lagi dan sampai sekarang belum diketahui di mana. Tadi malam, waktu saya panggil keluarga, pihak keluarga bersedia menanggung biaya perbaikan patung,” ungkap Samiaji.
Salah satu Tokoh Pemuda Kecamatan Wonomulyo, Rizal Wahyudi berharap, pemerintah mengambil langkah tegas untuk menyelesaikan masalah ini.
“Pemerintah Kecamatan Wonomulyo harus segera mengambil langkah tegas, kalau memang pelaku dinyatakan tidak sehat, berarti harus ada bukti dari dokter spesialis yang menyatakan pelaku tidak sehat,” tutur Rizal.
Rizal menyayangkan terjadinya aksi pengrusakan kedua patung, yang menjadi ikon daerah ini.
“Dengan adanya peristiwa pengrusakan patung tani dan patung pancasila, saya sangat menyayangkan, karena patung tani dan patung pancasila menjadi ikon kecamatan Kecamatan Wonomulyo,” tutupnya, mendesak pemerintah bersama aparat terkait segera mengamankan pelaku, agar tidak lagi mengulangi perbuatannya.
Untuk diketahui, Patung Tani dibangun pada tahun 2015, sementara Patung Pancasila diperkirakan dibangun pada tahun 1960.