BANDUNG – Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, akhirnya buka suara soal nasib Wushu Jabar. Bukan karena viral di TikTok, tapi karena serius ingin dorong atlet-atlet Wushu jangan cuma jago split dan kuda-kuda, tapi juga jago bikin bangga daerah.
Dalam pertemuan dengan Pengurus Provinsi Wushu Indonesia (WI) Jabar di Gedung Sate, Senin (7/7/2025), Erwan menyambut Ketua Umum WI Jabar yang baru, Mayjen TNI (Purn) Dwi Jati Utomo, dengan hangat dan tentu, penuh harapan.
“Semoga pengurus baru ini bukan cuma ganti nama dan kop surat, tapi juga ganti nasib prestasi. Dari peringkat papan tengah, naik ke papan atas,” celetuk Erwan sambil tersenyum diplomatis.
Erwan menekankan bahwa olahraga bukan hanya urusan otot, tapi juga urusan karakter. Jadi, selain tendangan melingkar, atlet Wushu juga diharapkan punya nilai-nilai kedisiplinan dan sportivitas—dan tentunya, bisa nendang lawan di ring, bukan di grup WhatsApp.
“Wushu itu seni dan bela diri. Tapi prestasi juga perlu digeluti, bukan cuma dikagumi. Mari kita gas! Jangan sampai atlet kita sibuk latihan, tapi lawan yang panen medali,” tambahnya, kali ini tanpa jurus kungfu.
Sementara itu, Ketua Umum WI Jabar Dwi Jati Utomo mengakui bahwa saat ini Jawa Barat masih di bawah DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Alias: posisi keempat, kayak nilai matematika yang cukup buat lulus tapi belum bisa daftar kuliah jalur prestasi.
“Kami ini seperti atlet yang pemanasan kelamaan. Sekarang waktunya masuk gelanggang,” ujarnya dengan semangat.
Dwi menegaskan bahwa dengan antusiasme atlet muda, sokongan dari pemda, dan modal semangat, Wushu Jabar bisa naik kelas. Minimal, bisa bikin DKI deg-degan, bukan cuma unggul gaya di pembukaan PORDA.
“Insyaallah, dengan jurus dan strategi yang tepat, kita bisa tendang ranking itu ke atas. Tapi tenang, semua pakai aturan pertandingan,” ujarnya.***