BOGOR — Wakil Wali Kota Bekasi menghadiri Borderline Economic Summit (BES) 2025 yang digelar di Hotel Pullman Ciawi Vimala Hills, Rabu (3/12/2025). Forum yang mempertemukan 11 kabupaten/kota ini mengangkat tema besar: “Harmonisasi Perencanaan dan Implementasi Percepatan Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah Perbatasan.”
Tema yang meski terdengar seperti judul seminar yang sudah puluhan kali dipakai tetap penting, mengingat kawasan perbatasan sering kali hanya dikenal sebagai daerah yang dilewati, bukan yang diperhitungkan.
Perbatasan: Dari Area “Numpang Lewat” Jadi Target Investasi
Kegiatan BES 2025 menjadi momentum memperkuat koordinasi lintas daerah. Forum ini mencoba menjawab masalah klasik: pembangunan yang berhenti di garis kota, konektivitas yang tersendat, dan program yang saling tumpang-tindih seperti spanduk ormas menjelang pemilu.
Dalam kesempatan itu, Wakil Wali Kota Bekasi juga menandatangani sejumlah kerja sama strategis langkah yang diharapkan tidak hanya berhenti di kertas dan foto seremoni, tetapi benar-benar diterjemahkan ke dalam kebijakan yang jalan.
Kesepakatan tersebut mencakup:
- Kemudahan investasi,
- Penataan kawasan perbatasan,
- Peningkatan pelayanan publik,
dan sinkronisasi program antar daerah yang selama ini sering seperti musisi beda genre dipaksa tampil satu panggung.
Wakil Wali Kota: Sinergi Bukan Cuma Tren Kata, Tapi Kewajiban
Dalam pernyataannya, Wakil Wali Kota Bekasi menegaskan bahwa kolaborasi regional merupakan pondasi penting pembangunan.
“Sinergi antar daerah bukan hanya kebutuhan, tetapi keharusan untuk mencapai percepatan pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa harmonisasi perencanaan menjadi antidot atas masalah lama: program daerah yang saling tabrakan seperti jadwal rapat mendadak.
“Dengan kesepahaman bersama, kita dapat memperkuat daya saing wilayah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara langsung,” tambahnya.
Acara ini juga menghadirkan para pakar ekonomi dan perwakilan daerah dalam diskusi panel yang membahas strategi pengembangan infrastruktur, penataan ruang, dan peningkatan konektivitas wilayah.
Konektivitas ini krusial karena jika akses antarwilayah macet, maka yang tumbuh bukan ekonomi, tapi amarah pengemudi.
Barisan Pejabat Bekasi Hadir Lengkap: Tanda Komitmen atau Takut Ditinggal?
Turut hadir sejumlah pejabat Kota Bekasi: Sekda, Asisten Daerah I, Kepala DPMPTSP, Kasatpol PP, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran, hingga Kepala Bagian Kerja Sama. Kehadiran lengkap ini memberi sinyal bahwa Pemkot Bekasi tidak ingin sekadar menonton, tetapi ingin ikut bermain di gelanggang regional.
Harapan: Perbatasan Jadi Kawasan Pertumbuhan, Bukan Sekadar Titik GPS
Pemerintah Kota Bekasi berharap kerja sama ini mampu mengubah kawasan perbatasan menjadi pusat pertumbuhan baru bukan lagi “daerah pinggir” yang menunggu keputusan dari pusat atau kota tetangga.
Jika sinergi benar-benar berjalan, manfaatnya tidak hanya terasa di meja rapat, tetapi juga di kantong dan kehidupan masyarakat.***













