Scroll untuk baca artikel
Zona Bekasi

Wali Kota Tri Adhianto Resmikan Gereja Kristen Pasundan Seroja

×

Wali Kota Tri Adhianto Resmikan Gereja Kristen Pasundan Seroja

Sebarkan artikel ini
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, meresmikan Gereja Kristen Pasundan (GKP) Jemaat Seroja yang berlokasi di Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, pada hari ini.

KOTA BEKASI — Di tengah kota yang sering disatukan oleh kemacetan dan semangat gotong royong melawan genangan air, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto kembali menegaskan satu hal, Bekasi bukan hanya kota penyangga ibu kota, tapi juga penyangga keberagaman.

Simbol Kota Bekasi, Tempat Semua Ibadah dan Semua Warga “Disatukan dalam Kemacetan dan Keberagaman”

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Hal itu disampaikan Tri saat meresmikan Gereja Kristen Pasundan (GKP) Jemaat Seroja di Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, hari ini. Peresmian gereja baru tersebut bukan sekadar acara pemotongan pita dan foto bersama, tapi juga menjadi simbol kota yang berdiri tegak di atas fondasi harmoni, toleransi, dan sedikit kesabaran menghadapi cuaca ekstrem dan jalan berlubang.

Acara berlangsung hangat dan penuh senyum. Hadir di lokasi, Pdt. Olisimus Dani, para pengurus gereja, jajaran Pemkot Bekasi, serta tokoh masyarakat yang sebagian mengaku lega karena izin rumah ibadah ini akhirnya “bukan cuma wacana di rapat RT.”

Kota Bekasi ini berdiri untuk semua agama, semua keyakinan, dan semua warga. Tidak ada yang didiskriminasi kecuali yang suka buang sampah sembarangan, itu lain cerita,” ujar Tri yang disambut tawa hadirin.

Tri juga memastikan bahwa seluruh proses perizinan rumah ibadah di Kota Bekasi berjalan dengan prinsip mudah, cepat, dan tanpa biaya, alias tidak perlu bawa amplop, cukup bawa niat baik.
“Yang penting lengkap izinnya dan tidak bikin tetangga ribut, pasti difasilitasi. Karena keberagaman itu bukan untuk diperdebatkan, tapi untuk dibangun bersama,” tambahnya.

Dalam pidato bergaya santai khasnya, Tri sempat menyinggung capaian Kota Bekasi sebagai salah satu dari 10 kota paling harmonis di Indonesia. Ia mengaku bangga, tapi juga bercanda bahwa harmoni itu kadang diuji “saat warga rebutan tempat parkir di depan rumah ibadah.”

Kita ini kota besar, tapi rasa kampungnya masih kental. Kalau ada yang beda keyakinan, bukan untuk dijauhi, tapi diajak ngopi bareng. Karena di Bekasi, yang dilarang cuma intoleransi dan parkir sembarangan,” selorohnya disambut tepuk tangan.

Tri juga mengaitkan semangat harmoni dengan berbagai kolaborasi internasional yang sedang dijalankan Pemkot Bekasi.
“Dengan Seongnam kita kerja sama di bidang budaya dan olahraga, dengan Izumisano di bidang lingkungan, dan dengan Xiangnan soal pengelolaan sampah. Jadi kalau Bekasi makin bersih dan sejuk, jangan kaget itu hasil persekutuan lintas negara,” ucapnya setengah serius, setengah bercanda.

Bagi warga yang hadir, peresmian GKP Jemaat Seroja menjadi penanda bahwa Bekasi terus berusaha membuktikan: keberagaman bukan slogan di baliho, tapi napas keseharian warganya.

Sementara itu, seorang jemaat yang enggan disebut namanya berkomentar ringan seusai acara, “Puji Tuhan, akhirnya diresmikan juga. Sekarang tinggal nunggu parkirnya diaspal, biar makin harmonis lahir batin.”

Dengan berdirinya gereja ini, diharapkan semangat toleransi, gotong royong, dan humor lokal khas Bekasi terus hidup karena di kota ini, semua warga boleh berbeda iman, asal tetap satu dalam doa bersama: semoga jalanan lancar dan udara makin adem.***

SHARE DISINI!