Opini

Wamenlu Negara Muslim?

×

Wamenlu Negara Muslim?

Sebarkan artikel ini
Abdul Rohman Sukardi
Abdul Rohman Sukardi

Oleh: Abdul Rohman Sukardi

WAWAINEWS.ID – Dua elit Partai Gelora. Jebolan kader PKS. Memenuhi panggilan presiden terpilih Prabowo Subianto.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Fahri Hamzah (FH) tanggal 14 Oktober 2024. Anis Matta (AM) tanggal 15 Oktober.

Setidaknya itulah dua wajah yang saya kenal. Muncul dalam wawancara doorstop.

FH menyinggung keterlibatannya dalam satgas perumahan. Bidang tugas yang dibebankannya tentu tidak jauh dari urusan perumahan.

AM secara terang-terangan diminta menjadi Wamenlu. Khusus untuk negara-negara muslim.

Sementara mantan Dubes RI untuk PBB menjadi Wamenlu negara-negara Amerika dan Eropa. Wamen di luar dunia muslim.

Wamenlu negara-negara muslim merupaan penugasan menarik. Oleh realitas-realitas sebagai berikut:

Pertama, Indonesia merupakan negara besar. Mayoritas berperduduk Muslim. Jumlah penduduknya terbesar nomer 4 didunia.

Memiliki pengaruh internasional yang kuat. Skala ekonominya diproyeksikan nomer 4 di dunia pada pertengahan abad ini.

BACA JUGA :  Apakah Selamanya Harus Diam dan Pasrah Menerima Keadaan?

Potensi itu menempatkan Indonesia berpeluang sebagai lokomotif kemajuan. Leader. Bagi negara-negara dan masyarakat muslim internasional.

Kedua, penduduk muslim mencapai 2 miliar lebih. Setara 20% atau seperlima penduduk dunia.

Merupakan kekuatan pasar, SDM yang besar. Potensi mitra geopolitik dan geoekonomi yang tidak bisa diremehkan.

Dua potensi itu harus dikelola sebaik-baiknya. Untuk sebesar-besar manfaat strategis bagi kepentingan Indonesia. Maupun masyarakat muslim internasioal.

Penambahan wamen khusus negara muslim menjadi realistis. Memang merupakan kebutuhan. Untuk fokus mengelola potesi besar itu.

Negara-negara berpenduduk muslim memiliki potesi-potensi ekonomi yang tidak kecil. Populasi masyarakat muslim akan semakin berkesadaran menerapkan ekonomi syariah.

Seperti sektor keuangan (perbankan syariah). Industri halal (makanan, minuman, kosmetik, dan produk lainnya). Maupun pariwisata halal (hotel, makanan dan ketersediaan tempat ibadah).

Populasi penduduk muslim juga merupakan kekuatan SDM berkualitas. Islam mengajarkan pentingnya etos kerja, kejujuran dan tanggung jawab. Kesadaran untuk pengembangan diri (menuntut ilmu, berpendidikan).

BACA JUGA :  Faisal Basri Sebagai Jubir Rakyat

Islam juga mengajarkan untuk memiliki etos kewirausahaan. Megajarkan tradisi tagan di atas (berdaya). Buan peminta-minta.

Populasi masyarakat muslim merupakan pasar yang besar. Dua miliar penduduk. Captive market (pasar pasti) untuk produk maupun jasa berstandar syariah.

Memiliki instrument Kerjasama internasional. Seperti OKI (organisasi konferensi Islam). Maupun infrastruktur investasi dari negara-negara Muslim.

Potensi besar itu masih dihadapkan tantangan besar. Pertama, Islamopobia. Perlu jembatan komunikasi antara masyarakat muslim dengan masyaraat non muslim.

Melalui cara-cara yang elegan. Tanpa pemusuhan dan saling curiga.

Kedua, konflik dan kekerasan. Baik konflik antar ummat, aksi ekstremisme, radikalisme maupun terorisme. Aksi-aksi yang merusak citra dunia Islam itu sendiri.

Ketiga, kemiskinan dan ketidaksetaraan. Banyak masyakat muslim yang masih dilanda kemiskinan, ketimpangan sosial maupun rendahnya aksesibilitas pada pendidikan formal.

Keempat, tantangan modernisasi. Masih terdapat pandangan-pandangan keagamaan di dunia Islam yang kurang akomodatif terhadap modernisasi dan kemajuan. Fakta ini menjadi faktor penghambat kemajuan sejumlah masyarakat muslim.

BACA JUGA :  Revolusi dalam Sepiring Nasi

Kelima, perpecahan ummat. Masyarakat muslim masih banyak terjebak sektarianisme, sukuisme, politik identitas. Perpecahan itu menjadikan gerak kemajuan ummat Islam terhambat.

Ketika Indonesia mampu memerankan sebagai lokomotif problem solver dunia Islam. Sekaligus lokomotif penggerak kemajuan. Eksistensi Indonesia dalam percaturan global akan semakin strategis.

Termasuk kemudahan akses memanfaatkan potensi strategis negara-negara muslim untuk kemajuan Indonesia. Atau kemajuan dunia muslim pada umumya.

Mampukah AM menjalankan peran itu?. Termasuk pada titik mana ia akan menjejakan ujung tombak diplomasinya dalam masyarakat muslim.

AM jebolan PKS. Dikenal aliansi strategisnya dengan Ikhwanul Muslimin. Akankah aliansi tradisionalnya itu yang akan dihidupkan peranannya.

Atau meramu semua potesi strategis ummat secara merata?. Mampukah ia meramu segenap potensi setrategis itu?

Kita akan segera menyaksikannya bersama.

ARS (rohmanfth@gmail.com), Jaksel, 16-10-2024