Scroll untuk baca artikel
Zona Bekasi

Viral! Warga Bantar Gebang Harus Tebus Daging Kurban Rp15 Ribu, Netizen Geram

×

Viral! Warga Bantar Gebang Harus Tebus Daging Kurban Rp15 Ribu, Netizen Geram

Sebarkan artikel ini
viral tebus daging Rp15 ribu

KOTA BEKASI – Viral di media sosial Tebus Daging Kurban Rp15 Ribu memancing perhatian publik. Dalam video tersebut, tampak sejumlah warga di kawasan Bantar Gebang, Kota Bekasi, menerima daging kurban pada perayaan Idul Adha 1446 H, namun dengan syarat harus menebusnya seharga Rp15 ribu.

Video Tebus Daging Kurban Rp15 Ribu berdurasi kurang dari satu menit itu memperlihatkan momen saat warga menerima bungkus daging, dengan keterangan bahwa mereka diminta membayar. Suasana terlihat tenang, namun informasi yang tersebar membuat publik mempertanyakan praktik pembagian daging kurban tersebut.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Tak butuh waktu lama, video itu menyebar luas di berbagai platform, mulai dari TikTok hingga Instagram dan X (dulu Twitter). Tagar #KurbanBayar dan #BantarGebang sempat masuk jajaran trending lokal, dibanjiri komentar netizen yang mempertanyakan keabsahan praktik tersebut.

BACA JUGA :  Gawat, 7 tahanan kabur di Polsek Jatiasih Kota Bekasi

Usut puna usut kejadian tersebut terjadi di wilayah Ciketing Udik, meski tebus Rp15 ribu warga tetap datang ke lokasi pembagian hewan kurban.

Tebus Daging Kurban: Boleh atau Tidak?

Praktik ‘menebus’ atau membayar daging kurban menuai kontroversi. Dalam ajaran Islam, daging kurban seharusnya dibagikan secara cuma-cuma, terutama kepada fakir miskin dan mereka yang membutuhkan.

“Kalau benar itu daging kurban, tidak boleh diperjualbelikan atau dikenakan biaya,” jelas seorang tokoh agama Bekasi, KH. Ahmad Rifai, saat dimintai tanggapan. “Membebani penerima dengan biaya, sekecil apa pun, itu tidak sesuai dengan syariat,” tegasnya.

Warga yang terekam dalam video tersebut belum banyak memberikan keterangan. Namun, sejumlah warganet menduga, pungutan tersebut mungkin berkaitan dengan biaya operasional atau iuran warga. Meski begitu, publik tetap mempertanyakan transparansi dan niat di balik praktik tersebut.

BACA JUGA :  Mas Tri: Relawan Samatri Fokus Beri Manfaat bagi Warga

Pihak Kelurahan Bantar Gebang dan Dinas Sosial Kota Bekasi disebut sedang menelusuri kebenaran video tersebut. Seorang pejabat di tingkat kecamatan yang enggan disebutkan namanya mengatakan, pihaknya akan menyelidiki apakah pembagian tersebut termasuk bagian dari kurban resmi, atau inisiatif kelompok tertentu.

Netizen menyebut praktik seperti ini bisa mencederai semangat kurban yang identik dengan keikhlasan, solidaritas, dan kepedulian terhadap sesama. Desakan adanya klarifikasi dari panitia atau pihak yang bertanggung jawab atas pembagian daging tersebut.

“Idul Adha itu momentum berbagi. Bukan jualan,” tulis seorang pengguna media sosial dalam unggahannya.

Klarifikasi Pnaitia

Melalui video di grup wa, pihak ketua IPI Tarmin memberi klarifikasi dengan menyampaikan permintaan maaf atas video yang beredar dan viral dengan menjelaskan bahwa biaya itu adalah miskomunikasi yang sebenarnya itu untuk biaya pemotongan dan panitia. ***