Dikatakan bahwa wacana normalisasi sepanjang 33 kilometer yang disebut Wamen PU itu, jelasnya murni hanya fokus pada Kali Bekasi (paket 1- paket 7) dengan biaya tembus Rp3,7 triliun dan itu untuk tanggul di wilayah Kali Bekasi. “Tak ada ada disebut sama sekali Cileungsi-Cikeas, padahal DED nya sudah jadi sejak tahun 2020,” tegas Puarman.
Ia mengingatkan bahwa pemerintah pusat dan Jawa Barat dengan Gubernur baru Kang Dedi Mulyadi untuk tidak melupakan sudah ada DED terkait normalisasi. Untuk itu Puarman mengajak KDM untuk melaksanakan susur Sungai Cikeas-Cileungsi, sehingga paham jika kedua sungai itu saat ini juga kritis dan telah terjadi pendangkalan.
“Mungkin KDM perlu pembisik orang yang paham sungai Cileungsi-Cikeas dan Kali Bekasi, biar KDM tahu sungai Cikeas itu dangkal, sempit dan nyaris tanpa tanggul lho,” ujarnya menantang KDM susur Sungai Cileungsi-Cikeas sambil bawa kompor bikin wedang.
Diketahui sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkapkan penanganan banjir di wilayah Jabar akan berfokus pada rehabilitasi sempadan sungai dan ketahanan pangan.
Gubernur Dedi menilai secara prinsip penanganan banjir di wilayah Jabar saat ini akan disiapkan penanganan jangka menengah dengan fokus utamanya yaitu rehabilitasi bencana agar di kemudian hari tidak terulang kembali.
“Tetapi hari ini adalah kita bicaranya sudah pada teknis tidak lagi penanganan tanggap darurat menyiapkan bahan sembako atau kemudian menyiapkan alas tidur, alas selimut tapi kita fokus pada rehabilitasi bencana,” ungkap Dedi.***