KOTA BEKASI – Wakil Wali Kota Bekasi Abdul Harris Bobihoe kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung lembaga pendidikan pesantren sebagai pilar utama pencetak generasi muda Islami yang cerdas dan berdaya saing.
Pernyataan ini disampaikan saat menghadiri Sholat Subuh Keliling (Suling) yang dirangkai dengan Haul ke-27 Abuya KH. Abubakar Jamal dan Haul ke-9 KH. Hairuddin Abubakar, dua ulama kharismatik yang menjadi panutan masyarakat Bekasi.
Acara digelar di Aula Yayasan Al Barokah, Jatimakmur, Pondokgede, Kota Bekasi, dan disambut hangat oleh jamaah serta para tokoh masyarakat.
“Pesantren bukan hanya tempat menimba ilmu agama, tetapi juga benteng moral dan peradaban di tengah gempuran zaman yang makin tak ramah terhadap nilai-nilai spiritual,” tegas Harris dalam sambutannya, Minggu (13/7/2025).
Menurut Wawali, pesantren adalah ladang emas bagi pembibitan generasi unggul bukan hanya yang taat beribadah, tetapi juga yang cerdas secara intelektual dan tangguh secara sosial.
Ia menyebutkan bahwa kurikulum integratif antara ilmu agama dan ilmu umum harus terus dikembangkan agar santri tidak hanya siap menjadi imam, tetapi juga inovator dan pemimpin masa depan.
“Kita tidak ingin santri hanya piawai di mimbar, tetapi juga unggul di meja teknologi, ekonomi, dan diplomasi. Dunia menanti kontribusi generasi Qurani yang berpikir global dan berakhlak lokal,” ujarnya.
Dalam konteks globalisasi dan disrupsi teknologi, Harris juga mengajak para pengelola pondok pesantren agar tidak alergi terhadap inovasi. Menurutnya, metode pembelajaran modern perlu diadaptasi, tanpa kehilangan ruh spiritualitas yang menjadi fondasi utama pesantren.
“Pesantren bukan menara gading yang anti perubahan. Justru pesantren harus berdiri di barisan depan perubahan, membimbing umat agar tak kehilangan arah di tengah kemajuan yang membingungkan,” tambahnya.
Lebih dari itu, Harris menyoroti fungsi sosial pesantren sebagai wadah integrasi sosial. Santri dari berbagai daerah dan latar belakang diajarkan untuk hidup bersama dalam semangat ukhuwah Islamiyah, saling menghormati, dan belajar menghargai perbedaan.
“Di sinilah pesantren menjadi laboratorium toleransi dan solidaritas. Santri tumbuh bukan hanya jadi ulama, tetapi juga warga negara yang toleran dan cinta damai,” tuturnya.
Wawali juga memastikan bahwa Pemkot Bekasi terus menunjukkan keberpihakan nyata kepada pesantren. Bantuan hibah disalurkan secara rutin setiap tahun sebagai bentuk dukungan dan pengakuan terhadap kontribusi pesantren dalam membentuk karakter bangsa.
“Kita tidak hanya hadir saat haul, tetapi juga hadir dalam APBD. Pemerintah Kota Bekasi terus menyalurkan hibah untuk pondok pesantren, karena kita tahu dari sinilah cahaya Islam menyinari negeri,” ungkap Harris, disambut takbir para hadirin.
Acara ini turut dihadiri sejumlah tokoh, seperti Anggota DPRD Provinsi Jabar G. Edwin, Wakil Ketua III DPRD Kota Bekasi Puspa Yani, S.Pd, Ketua Fraksi Gerindra Misbahudin, SE, Lurah Jatimakmur, serta Pengasuh Ponpes Al Barokah KH. Khairullah.
Kehadiran mereka menandakan sinergi yang kuat antara ulama dan umara dalam membangun generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas akalnya, tetapi juga lembut hatinya.***