LAMPUNG TIMUR – Sejak peristiwa tragis meninggalnya Adi Setiawan (14), pelajar SMP asal Desa Tulung Pasik, Kecamatan Mataram Baru, pada Jumat (15/8/2025), lokasi wisata Danau Kemuning resmi ditutup.
“Sejak kejadian itu, polisi masih wara-wiri di lokasi. Katanya sih pengecekan lapangan, entah lapangan bola atau lapangan air, kita kurang tahu,” ujar salah seorang warga sambil menahan getir bercampur heran.
Danau Kemuning, yang selama ini dipromosikan sebagai destinasi wisata alam di Desa Sribhawono, Kecamatan Bandar Sribhawono, rupanya punya catatan kelam. Menurut keterangan warga, sejak dibuka, danau yang katanya romantis buat menikmati sunset itu, sudah menelan korban jiwa sedikitnya lima orang.
Tercatat, pada Desember 2023, Haris Suherman (25) tewas tenggelam. Kini, giliran Adi Setiawan, bocah SMP yang seharusnya sedang sibuk menghafal rumus Pythagoras, malah berpulang karena kelalaian tata kelola wisata.
“Kalau dihitung-hitung, kayaknya tiket masuk Danau Kemuning bukan cuma bayar parkir motor, tapi ada paket bonus ‘uji nyali’. Padahal kita datang mau piknik, bukan ikut audisi Survival,” sindir seorang pengunjung lama.
Ironisnya, danau ini juga berfungsi sebagai sumber irigasi utama bagi Kecamatan Bandar Sribhawono dan Mataram Baru. Artinya, selain mengalirkan air ke sawah, ia juga rutin ‘mengalirkan’ berita duka ke warga sekitar.
Warga pun menuntut pemerintah daerah dan pengelola wisata untuk serius melakukan evaluasi. “Kalau mau dibuka lagi, ya bikin standar keselamatan yang bener. Jangan cuma ada tulisan ‘Dilarang Berenang’ tapi penjaga sibuk jualan cilok di pinggir danau,” tambah warga lain dengan nada setengah kesal, setengah bercanda.
Dengan ditutupnya Danau Kemuning, setidaknya kini warga bisa lebih tenang. “Daripada tiap akhir pekan ada berita tenggelam, mending danau istirahat dulu. Kita juga istirahat dari drama alam yang kok rasanya lebih ngeri dari sinetron horor,” pungkasnya.***