AMBON – Terbilang baru menjalankan usaha, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Hatukau Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, tapi sudah berhasil meraih omzet hingga Rp40 Juta/bulannya.
Baru lima bulan BUMDes berjalan berhasil menambah Pendapatan Asli Desa (PADes), keuntungan usaha yang dikelola BUMDes ini juga disisihkan untuk kegiatan sosial.
“Sesuai AD/ART (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga) kita, 30 persen pendapatan BUMDes kita berikan untuk pendapatan desa, 10 persen untuk kegiatan sosial seperti untuk masyarakat miskin dan lain-lain,” ujar Ketua BUMDes Hatukau, Fahrul Amar, Kota Ambon, Jumat (29/1).
Fahrul mengatakan, BUMDes Hatukau mulai menjalankan usaha penyewaan kios dan toko sembako sejak Juli tahun 2020 yang lalu. Saat ini, BUMDes Hatukau telah menyewakan sebanyak 22 kios pertokoan.
“Ada 22 kios. 11 kios untuk kuliner, 11 sisanya non kuliner,” ujarnya.
Terkait toko sembako, lanjutnya, BUMDes Hatukau tak hanya menjual produk di toko secara langsung, namun juga melayani penjualan secara online melalui situs www.balidoo.bumdesmart.id.
Menurutnya, penjualan secara online sangat membantu masyarakat setempat yang ingin berbelanja kebutuhan pokok di masa pandemi covid 19.
“Karena sejak tahun 2020 kemarin Indonesia dilanda pandemi, jadi meskipun tetap di rumah mereka (masyarakat sekitar) bisa beli melalui aplikasi BUMDes kita,” ungkapnya.
Tak hanya itu, BUMDes Hutakau juga terus melakukan inovasi untuk dapat membantu meningkatkan PADes. Tahun ini, BUMDes yang ia pimpin tersebut mulai mengembangkan usaha baru yakni pasar pusat oleh-oleh dan kedai kopi keliling.
“Kita akan genjot untuk dapat hasil yang lebih baik. Insyaallah ada target -tarhet yang sudah dipersiapkan untuk hal itu,” ujarnya.
Ini kisah pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Hatukau Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon tengah jadi sentra ekonomi baru.
Menariknya, sentra ekonomi baru ini dirancang terpadu dengan sentra pendidikan dan olahraga. Hal tersebut jadi daya tarik menteri untuk dikunjungi.
Plt Kepala Desa Batu Merah, Idrus Buamona mengatakan, BUMDes yang menjadi salah satu lokasi kunjungan kerja Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar ini, dikembangkan untuk dapat menghidupkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masyarakat desa setempat.
“Kita sudah bangun kios-kios pertokoan untuk menjadi tempat pemasaran produk-produk UMKM. Kios-kios ini BUMDes yang kelola,” ujarnya di Desa Batu Merah, Ambon, Jumat (29/1).
Ia mengatakan, selain pengelolaan kios pertokoan, BUMDes Hatukau juga akan mengelola penyewaan lapangan sepak bola. Yang mana sebagian besar aset lapangan sepak bola tersebut dibangun dari dana desa.
“Kalau semuanya (pembangunan) sudah beres, BUMDes yang akan kelola sistem penyewaan lapangan bolanya. Jadi nanti selain tim pesepak bola binaan dari desa, kalau mau main di lapangan itu harus sewa,” ujarnya.
Idrus menerangkan, lapangan sepak bola yang menjadi sentra olahraga desa tersebut, berlokasi tak jauh dari pusat ekonomi baru yang dibangun oleh BUMDes. Di samping itu, lokasi di sekitarnya juga merupakan kawasan sekolah yakni SMA, SD, dan TK.
Selain itu juga telah dibangun perpustakaan di kawasan setempat, yang menjadikannya terpadu sebagai bagian dari sentra ekonomi sekaligus sentra olahraga dan pendidikan di desa setempat.
“Kalau di perpustakaan itu, biasanya ramai anak-anak muda di sana kalau hari libur,” ujarnya.
Menurut Idrus, pengembangan BUMDes atau di Desa Batu Merah dikenal dengan BUMNeg (Badan Usaha Milik Negeri) Hatukau tidak lepas dari sumbangsih penyaluran dana desa.
Ia mengatakan, dana desa ke depan akan dimaksimalkan untuk pengembangan BUMDes.
“Tahun kemarin karena kondisi pandemi covid 19, jadi dana desa yang awalnya untuk BUMDes kita alihkan untuk penanganan covid. Semoga ke depan bisa maksimal untuk BUMDes,” ujarnya.