WAWAINEWS.ID – Mentari menyengat di langit Arafah, namun semangat jutaan jemaah haji dari seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia, tak surut sedikit pun. Kamis, 9 Zulhijjah 1446 H atau 5 Juni 2025, menjadi saksi bisu saat jutaan hati bersimpuh di Padang Arafah. Hari ini adalah puncak ibadah haji: wukuf di Arafah.
Sejak pagi, jemaah haji Indonesia secara bertahap mulai diberangkatkan ke Arafah. Di sinilah, mereka akan menjalani wukuf, momen sakral yang disebut-sebut sebagai inti dari seluruh rangkaian ibadah haji.
Di tenda-tenda berpendingin, suasana terasa syahdu. Langit-langit tenda putih tak hanya menaungi tubuh-tubuh lelah, tetapi juga harapan-harapan yang melangit.
Di antara lantunan zikir dan bisikan doa, khutbah wukuf berkumandang, dibawakan oleh Ketua Tim Aml PBNU, KH Ahmad Said Asrori, mengangkat tema yang menggugah: “Wukuf di Arafah; Meneguhkan Persaudaraan dan Semangat Kebangsaan.”
Salat Zuhur dan Asar dijamak-qashar, diimami oleh Tg. Dr. Lalu Ahmad Zaenuri, Lc, MA, menjadi awal dari prosesi spiritual yang menyentuh kalbu.
Di antara para jemaah, tampak Menteri Agama Nasaruddin Umar, yang juga memberikan sambutan, bersama sejumlah tokoh nasional lainnya seperti Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal, Kepala Badan Penyelenggara Haji Muhammad Irfan Yusuf, dan Duta Besar RI untuk Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad.
“Wukuf bukan sekadar ritual, ini tentang menyatukan hati. Di sinilah kita benar-benar merasa menjadi hamba, sama di hadapan-Nya,” ujar Zaenal Muttaqin, Kepala Bidang Bimbingan Ibadah, dengan mata berkaca-kaca.
Setelah matahari terbenam, jemaah pun bersiap menuju Muzdalifah. Ada yang hanya akan melintas dalam program murur, tetap di dalam bus tanpa turun.
Sementara jemaah lainnya akan turun, menginap sejenak di bawah langit terbuka, mengumpulkan kerikil simbol kesiapan untuk melawan segala keburukan saat di Mina nanti.
Langkah demi langkah, prosesi ini bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga spiritual. Wukuf menjadi titik balik, tempat segala dosa diampuni dan harapan baru ditumbuhkan.
Di Arafah, umat Islam dari segala penjuru dunia melebur dalam satu niat: mengabdi, mendekat, dan pulang sebagai insan yang lebih bersih.***