Nasional

Fachrul Razi: Saya Bukan Menteri Agama Islam

×

Fachrul Razi: Saya Bukan Menteri Agama Islam

Sebarkan artikel ini

JAKARTA – Pro kontra penetapan beberapa posisi Menteri pilihan Presiden Jokowi masih menghiasi pemberitaan media baik televisi maupun online.

Selain Prabowo Subianto yang menuai pro kontra. Jabatan Menteri Agama juga menjadi sorotan publik. Penunjukan Fachrul Razi sebagai Menteri Agama banyak dipertanyakan kalangan ulama. Pasalnya beliau berasal dari kalangan militer.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Pada acara serah terima jabatan (sertijab), Fahrul Razi tak menampik dirinya tak memiliki track record dibidang agama. Bahkan saat pisah sambut dengan Menteri Agama sebelumnya, Dia mengaku tak memiliki program khusus 100 hari.

Menteri Agama Jenderal (Purn) TNI Fachrul Razi berbicara di depan publik usai dilantik Jokowi. Yang pertama ia ingatkan, bahwa dirinya adalah bukan menteri agama Islam.

BACA JUGA :  Bagi Pelamar Calon PNS, Ini Nilai Ambang Batas dari Menpan

“Satu, saya kan bukan menteri agama Islam. Saya Menteri Agama RI yang dalamnya 5 agama,” ungkap Fachrul di Istana Negara, Rabu (23/10)

Namun demikian dia menegaskan, bukan berarti dia tidak mengetahui sama sekali mengenai pengetahuan agama Islam.

Di lingkungan keluarga sampai karir militer, dia mengaku kerap terhimpun dalam berbagai kegiatan keagamaan.

“Saya dibesarkan dalam sebuah wilayah yang memang Islamnya sangat ketat sehingga dididik orang tua dengan cara yang sangat ketat juga,” ungkapnya.

Setelah masuk ke Akademi Militer, saya tergabung dalam istilahnya itu adalah kelompok taruna yang tugas membina taruna-taruna Islam lainnya agar menjadi lebih baik.

Dia menyatakan kerap mengajar baca Alquran, berdakwah sampai dengan mengajarkan salat. Pasalnya pada eranya, hampir setengah taruna tersebut tidak mengetahui pengetahuan keagamaan.

BACA JUGA :  Sukses Pimpin SU 1 Maret 1949, Soeharto Dikagumi Belanda

“Kami ajarkan dan tentu saja kalau saya mengajarkannya tingkat tingkat yang sangat bawah. Kalau soal tingkat lanjutan kan tajwid saya juga kan nggak baik. Kalau masih mengajar untuk bisa bagaimana membaca Alquran itu kami lakukan,” jelasnya.

Atas dasar itu, Razi menyatakan, dirinya selalu diminta untuk mengisi khotbah di masjid-masjid yang berada di sekitaran Samarinda. Meskipun dia memahami, pengetahuannya mengenai keagamaan juga cukup terbatas.

“Dimanapun saya berada saat itu pasti saya sudah punya jadwal khotbah di masjid masjid, meskipun pembahasan ayat-ayat saya tidak banyak,” tuturnya (Nal)