KesehatanZona Bekasi

Stok Obat ARV untuk ODHA di Bekasi, Langka

×

Stok Obat ARV untuk ODHA di Bekasi, Langka

Sebarkan artikel ini

BEKASI – Focal Point Aktivis Jaringan Indonesia Positif (JIP) kota Bekasi, Jawa Barat,Festika Rosani, mengakui terjadi kelangkaan stok obat untuk ODHA (Orang Dengan HIV) di beberapa rumah sakit termasuk RSUD setempat. Hal tersebut menjadi ancaman bagi ODHA sendiri.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan kota Bekasi saat ini ribuan ODHA jumlahnya yang sedang melakukan pengobatan untuk penyembuhan.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Odha di kota Bekasi terancam putus obat. Bukan karena tidak mau minum obat, tetapi di sebabkan karena stok obat di semua klinik PDP yaitu RSUD Kota Bekasi, RS Elisabeth, dan RS Ananda stok obat ARV kosong, pasien sampai ada yang harus pinjam ke Yayasan Teman Sebaya, agar bisa terus konsumsi ARV,” ujarnya kepada bekasimedia. Sabtu, (8/2/2020)

BACA JUGA :  Pelaku Ranmor Asal Lampung, Dibekuk Polisi di Bekasi

Menurut Festika kosongnya obat tersebut terjadi sejak Desember lalu. “Kelangkaan obat ini sudah berjalan dari bulan Desember 2019. Stok ARV Kota Bekasi untuk semua layanan PDP, Tenofovir, Evafirenz, Truvada kosong,” sambungnya.

Sementara itu, Direktur Utama RSUD kota Bekasi, dr. Kusnanto Saidi membenarkan untuk obat ARV memang sangat terbatas ketersediaannya. “Saya cek memang ketersediaan obatnya di RSUD terbatas,” ungkapnya.

“Untuk stok obat ARV memang terbatas. Tenovofir stoknya kosong, sampai kita pernah minta ke RS Lampung walaupun cuma dapet 8 botol dengan edisi Februari 2020. Evafirent stoknya masih ada. Terkadang RS harus ambil sendiri ke Dinkes provinsi untuk dapat obat ARV,” imbuhnya.

BACA JUGA :  KPU Kota Bekasi Jadwalkan Penyerahan Hasil Pleno ke Jabar, Besok

Menurutnya, informasi yang didapat dari pihak provinsi, ada kendala pengadaan di Kemenkes untuk obat ARV ini.

Sebagai langkah antisipasi, kata dr. Kusnanto, karena obat ini merupakan program nasional, kepala Farmasi RSUD kota Bekasi akan terus berkoordinasi dan komunikasi dengan pihak Dinkes provinsi Jawa Barat. (denis)