WAWAINEWS – Moderasi beragama tentunya tidak asing lagi bagi masyarakat Lampung Timur di ujung Tenggara Pulau Sumatera.
Agama, adat istiadat dijadikan dasar untuk menghindari perbuatan ekstrem (radikalisme) dengan mengedepankan solusi dalam menyatukan dan membersamakan semua elemen dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa di negara Indonesia ini.
Melihat Harmonisasi Keberagaman Antar Umat di Lampung Timur, telah terjadi sejak Nama Indonesia lahir.
Lampung Timur sebagai salah satu etalase Pulau Sumatera di Tenggara dihuni beragam suku tumplek blek ‘betah’ tinggal di Bumi Tuah Bepadan. Penduduk tempatan yang bagian dari Lampung sudah sejak dahulu menjadi kaum ‘Ansor’ sudah menyatu dengan kaum Muhajirin.
Semua keberagaman dan kekayaan budaya menyatu dan menjadi satu kesatuan budaya Nusantara.
Lampung Timur bisa disebut sebagai Indonesia mini dan kekayaan budaya yang luhur cerminan keberadaban budaya lokal.
Kearifan lokal juga lebih dinamis menerima berbagai perbedaan. Bukan antara pribumi dan endonan, tapi sebagai keluarga besar warga Lampung, sakai sembayan sejak zaman dahulu dari perpaduan berbagai budaya dan suku.
Hal itu tercemin dari baru-baru ini, umat Hindu di Lampung Timur memperingati Dharma Shanti Nyepi 1944 Caka, atau hari raya nyepi di Gedung Pusiban di Komplek Pemkab Lamtim, di Sukadana, Sabtu (12/03/2022).
Hari Raya Nyepi diawali dengan acara melasti yang dilakukan di laut. Namun karena saat ini masih pandemi Covid-19, melasti dilaksanakan di masing-masing tempat.
“Unat Hindu di Lamtim belum ada tempat melasti. Kami berharap bisa diberikan bantuan oleh pemerintah daerah,” harap Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Lamtim, Nyoman Muliarse.
Dikatakan bahwa umat hindu di Lampung Timur berjumlah sekitar 4.520 kepala keluarga (KK). Memiliki 211 pura yang tersebar di 12 kecamatan di Lamtim.
Peringatan Dharma Shanti Nyepi 1944 Caka tersebut dihadiri Bupati Lamtim, M Dawam Rahardjo, Plt Kepala Kanwil kemenag Provinsi Lampung Karwito, Anggota Komisi XIII DPR RI Komang Koheri, Anggota DPRD Lampung Ketut Erawan, dan perwakilan formipimda Lamtim.
Dawam mengatakan Hari Raya Nyepi memiliki makna yang penting bagi umat Hindu sebagai upaya pembersihan diri, bhuana alit dan juga alam semesta atau bhuana agung.
“Dengan menjalankan Catur Brata Penyepian, umat Hindu menyambut Tahun Baru Saka dengan semangat yang baru, dengan jiwa yang damai, yang lebih harmonis sesuai dengan nilai-nilai Tri Hita Karana,” ujar Dawam.
Dawam juga meminta kepada Umat Hindu untuk selalu memegang teguh ajaran, Vasudhaiva Kutumbakam, kita semua bersaudara, yang menekankan sebuah arti penting persaudaraan yang sejati, karena semua manusia berasal dari sumber yang sama, yakni dari Tuhan Yang Maha Esa.
“Membawa kembali kesadaran tentang makna menjaga keharmonisan serta persaudaraan sejati, sangat penting dalam kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara. Sebagai bangsa yang majemuk, dengan beragam suku, ras, bahasa daerah dan agama,” kata Dawam.
Harapan terhadap umat Hindu juga disampaikan Karwito. Dengan meminta umat hindu Lampung Timur agar selalu menjaga kerukunan dan keharmonisan antar umat beragama. ***