WAWAINEWS – Sulit dipercaya, pada era milenial yang serba digital saat ini, masih ada bangunan sekolah dasar (SD) berdinding geribik.
Lebih tidak masuk akal lagi, banyak bagian dinding yang terbuat dari anyaman bambu itu mulai koyak atau rusak usia. Bahkan ada dinding geribik yang roboh.
Tidak hanya sampai di situ yang mengagumi. Tempat belajar anak-anak putih merah ini, beratap asbes dan sebagian ditutup terpal. Lantai yang sepertinya pernah diplester dengan semen, juga sudah rusak. Kini didominasi warna cokelat tanah.
Inilah kondisi SD Negeri Haduyangratu Kecamatan Bungamayang, Lampung Utara. Sekolah yang mendidik anak dari kelas satu hingga kelas enam ini, hanya memiliki empat ruang kelas.
Karena itu, sekolah ini menerapkan sistem belajar bergiliran. Karena ruang kelasnya tidak cukup. Para guru saat menunggu giliran mengajar, biasanya berteduh di bawah pohon karena tidak ada ruang guru.
Tidak ada fasilitas kamar mandi di sekolah yang sebelumnya berupa balai dusun itu. Sejak digunakan untuk SDN, hingga kini belum tersedia program pembangunan pemerintah.
“Sedih pak (melihat kondisi sekolah). Apalagi kalau hujan, meja jadi basah,” kata Desita, siswi kelas enam di SD setempat, Selasa, 19 Juli 2022.