Info Wawai

Filosofi Ketupat Hidangan Khas Idulfitri, Ternyata Miliki Makna Mendalam

×

Filosofi Ketupat Hidangan Khas Idulfitri, Ternyata Miliki Makna Mendalam

Sebarkan artikel ini
ilustrasi ketupat

WAWAINEWS.ID – Ketupat menjadi kudapan khas saat merayakan lebaran yang selalu tersaji dalam setiap perayaan Idul Fitri. Ketupat hampir disukai oleh semua orang apalagi saat disajikan dengan opor atau rendang.

Ketupat, menjadi hidangan khas Lebaran Idulfitri atau Iduladha yang telah membudaya secara turun temurun sejak zaman dulu.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Tapi tahu kah kalian bahwa tentang sejarah ketupat, usut punya usut berdasarkan cerita rakyat, ketupat berasal dari masa hidup Sunan Kalijaga, tepatnya saat masa syiar agama Islam yang dilakukan salah satu Wali Songo ini pada abad ke-15 hingga ke-16.

BACA JUGA :  Geger, ASN Dinas Pertanian Lampung Timur Ditemukan Tergantung di Pohon

BACA JUGA: Sedih, Curhatan Aparatur Desa di Lampung Timur Jelang Lebaran Menunggu Hak yang Belum Dibayar

Sejarah dan Filosofi Ketupat

Ketupat atau kupat berasal dari kosa kata bahasa Jawa ‘Ngaku Lepat’ (Mengaku Salah) Kupat juga dapat diartikan sebagai laku papat yang berarti lebaran, luberan, leburan dan laburan.

Semenetara janur juga memiliki makna yang sangat dalam yaitu berasal dari bahasa arab Ja’a Nuurun yang berarti telah datang cahaya kebahagiaan karena telah selesai menjalankan ibadah puasa dan kembali suci dihari idulfitri, Janur (Ja’a Nuur).

BACA JUGA : Harmonisasi Keberagaman di Lampung Timur Terus Terjaga

Budaya ketupat sendiri dikatakan diciptkan oleh Sunan kalijogo yang dibuat satu makanan yang diberi nama Ketupat. Namun asal dari nama ketupat itu sendiri panjang

BACA JUGA :  Begini Pandangan Habib Umar Tentang Hukum Musik

Sunan Kalijogo yaitu Raden Mas Sahid memperkenalkan tradisi ketupat secara islam pada masyarakat sebagai bentuk akuturasi budaya.

Makna nama ketupat itu sendiri mengambil dari makna ‘Kiblat Papat Limo Pancer’

BACA JUGA: Pandemi Yang Menggerus Narasi Keagamaan

Begitu pun pada anyaman yang rumit mencerminkan banyaknya kesalahan manusian di berbagai aspek kehidupan.