Catatan Harian Abdul Rohman Sukardi
WAWAINEWS.ID – Untuk apa kereta api cepat Aceh-Denpasar?. Pertanyaan berikutnya: apa perlu?.
Perspektif awam bisa menggunakan realitas faktual sebagai pisau pencermatan. Ialah untuk menghidupkan sekaligus merangkai titik-titik pertumbuhan ekonomi sepanjang koridor panjang Aceh-Denpasar.
Selama ini dua koridor itu diputus dua selat. Bus dan mobil memerlukan banyak armada dan BBM. Pesawat dan Kapal laut hanya singgah pada kota-kota besar. Rangkaian potensi ekonomi Aceh-Denpasar tidak hidup secara merata.
Tidak sedikit orang Jakarta-Sumatera mengeluh. Penerbangan ke Denpasar lebih mahal dibanding ke luar negeri.
Seperti ke Singapura dan Malaysia. Keterputusan titik-titik pertumbuhan sepanjang koridor Aceh-Denpasar merupakan tantangan untuk dihidupkan.
Realitas negara kepulauan mempersulit impian ketersambungan rel kereta api koridor Aceh-Merauke. Aceh-Denpasar.
Kemudian disambung Surabaya-Kalimantan melalui bawah laut. Diteruskan Kalimantan-Papua melalui bawah laut. Effort-nya amat besar.
Koridor Aceh-Denpasar merupakan rute paling realistis untuk diimpikan. Tidak mustahil diwujudkan.
Moda transportasi Kereta Api memiliki banyak kelebihan. Anti macet, tepat waktu, aman, nyaman, kapasitas besar, ramah lingkungan, hemat energi.
Jangkauan luas, harga terjangkau, bisa ditambah beragam fasilitas menarik. Menyajikan panorama sepanjang perjalanan.
Masa depan transportasi dunia juga akan didominasi transportasi publik ramah lingkungan. Kendaraan listrik otonom, transportasi berbasis rel berkecepatan tinggi, mobilitas udara perkotaan, hyerloop, integrasi dan mobilitas sebagai layanan, fokus berkelanjutan (ramah lingkungan, ramah pejalan kaki). Setidaknya begitu penjelasan AI. Artificial Inteligent.
Terdapat beberapa tren yang memungkinkan masa depan transportasi massal ada pada kereta api cepat listrik. Kecepatah lebih tinggi dan efisien energi: Teknologi maglev & peningkatan aerodinamika.
Integrasi teknologi cerdas: otomatisasi dan konektivitas. Aspek keberlanjutan: energi terbarukan dan material ramah lingkungan.
Indonesia kini sudah punya Whoosh. Kereta api cepat listrik buatan Cina. PT.INKA juga sudah memiliki blue print. Tahun 2026 akan uji coba.
Presiden Prabowo memiliki obsesi melakukan perubahan-perubahan besar. Salah satunya ia instruksikan Menteri Koordinator Infrastruktur untuk membangun Giant Sea Wall Banten-Gresik.
Itu mega proyek. Tentu memimpikan mega proyek lainnya juga terbuka dalam kepemimpinan Presiden Prabowo. Ialah Kereta Api cepat Trans Aceh-Denpasar.
Bukankan koridor Aceh-Denpasar itu teramat panjang. Sejauh 3. 484 KM. Melewati lintas Sumatera. Dua selat dengan arus deras.
Kita tidak boleh lupa, jika itu terwujud, hanya akan menempati urutan ke-7 rel kereta terpanjang di dunia. Trans-Siberian Express: Moskow – Vladivostok (Rusia) jaraknya 9.250 KM. The Canadian: Toronto ke Vancouver (Kanada) jaraknya 4.460 km.
Shanghai Cina-Lhasa (China Tibet): 4.373 km. Indian Pacific: Sydney ke Perth (Australia): 4.352. Vivek Express: Dibrugarh ke Kanyakumari (India): 4.237 km. California Zephyr: Emeryville (San Francisco) ke Chicago: 3.924 km.
Di bawah trans Aceh-Denasar ada Paris-Moscow Express: Paris (Perancis) ke Moskow (Rusia): 3.215 km, The Ghan: Darwin ke Adelaide (Australia): 2.979 km, Ekspres Timur dan Oriental: Bangkok (Thailand) ke Singapura: 2.122 km. Blue Train: Pretoria ke Cape Town (Afrika Selatan): 1.600 km.
Presiden Prabowo perlu mendorong dan memfasilitasi kreativitas dan inovasi anak-anak negeri. Dengan menjadikan Kereta Cepat Listrik trans Aceh-Denpasar sebagai uji coba.
Jika kecepatan masih pada kisaran 250 KM /jam sebagaimana prototipe produk PT. INKA, Aceh-Denpasar akan ditemuh selama 14 jam.
Sama dengan waktu tempuh Stasiun Senin-Tulung Agung menggunakan nkereta ekonomi.
VOC /Pemerintah Hindia Belanda mampu mewariskan infrastruktur perkeretaapiian yang bisa dirasakan manfaatnya berabad-abad.
Bangsa Indonesia perlu memiliki warisan karyanya sendiri yang bisa dirasakan sebagai penopang kemajuan generasi-generasi mendatag. Sekaligus sebagai hadiah menyongsong satu abad Republik Indonesia.
Jika belum seluruh koridor, setidaknya blue print dan sebagian koridor telah dimulai pada era Presiden Prabowo.
Agar tahun 2045 kelak, Indonesia sudah memiliki KA Cepat Listrik Trans Aceh-Denpasar. Karya bangsa sendiri. Bukan berarti harus mengorbankan program prioritas.
Impian boleh-boleh saja kan?.
• ARS – Jakarta (rohmanfth@gmail.com) – Ramadhan:05/03/2025