Scroll untuk baca artikel
Opini

Prabowo dalam Tiga Bayangan

×

Prabowo dalam Tiga Bayangan

Sebarkan artikel ini
Momen pertemuan dua tokoh politik Indonesia antara Prabowo dan SBY saat bersama menghadiri acara penganugerahan guru besar tidak tetap di bidang kesehatan militer Universitas Pertahanan RI kepada Letjen TNI Purn Dr dr Terawan Agus Putranto SpRad beberapa waktu lalu

Oleh: Abdul Rohman Sukardi

WAWAINEWS.ID – Prabowo. Hampir dipastikan akan memimpin Indonesia. Sebagai Presiden Republik Indonesia ke-8. Tinggal menunggu inaugurasi saja. Menunggu masa jabatan Presiden Jokowi berakhir Oktober ini.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Bagaimana kita membayangkan corak kepemimpinan Indonesia pada masanya. Aura kepemimpinan seperti apa yang hendak ia peragakan nanti ketika efektif memimpin?.

Setidaknya ada tiga kekuatan atau corak yang menyatu pada dirinya. Di luar karakter internal dirinya sendiri sebagai prajurit cendekiawan. Selain sosoknya sebagai jenderal berwawasan luas. Jenderal yang gemar membaca.

Pertama, adalah bayang-bayang kekuatan trust jaringan sosialis warisan orang tuanya. Prof. Soemitro Djoyohadikusumo. Ia cendekiawan-politisi berhaluan sosialis. Banyak memiliki jaringan di dalam dan luar negeri.

Kemunculan Prabowo Subianto akan menghidupkan kembali jaringan ini. Akan segera berbaris atur posisi mensinergikan dengan langkah-langkah strategis Prabowo Subianto. Siapa memanfaatkan siapa itu soal berbeda.

Sebagai penerus begawan ekonomi, Soemitro, Prabowo tentu akan mampu meng- arrange jaringan ayahnya itu di dalam dan luar negeri. Untuk kepentingan kemajuan nasional Indonesia.

Sudah menjadi rahasia umum, kecerdasan, kelenturan dan agresivitas politik luar negeri Indonesia banyak bertumpu kalangan ini. Kalangan sosialis. Setidaknya pada masa lalu.

Warisan trust ayahnya akan memudahkan Prabowo menjalankan agendanya di kancah global.

Kedua, falsafah kepemimpinan dan visi pembangunan berkelanjutan Presiden Soeharto. Perinteraksian dengan penguasa orde baru itu, baik sebagai menantu, maupun sebagai prajurit, sedikit banyak mewarisi pemikiran dan falsafah hidupnya. Termasuk falsafah kepemimpinan Nusantara.

Beberapa tahun setelah reformasi Indonesia, PM Singapura, Lee Kwan Yew pernah berujar. Indonesia sebenarnya masih memiliki infrastruktur percepatan pembangunan sebagai negara maju.

Panel-panel kemajuan itu sudah disiapkan oleh Presiden Soeharto. Tinggal menghubungkan kembali titik-titik antar panel itu. Indonesia akan dengan sendirinya bergerak maju. Begitu statamennya suatu ketika. Tanpa memerinci apa yang disebut sebagai “panel” itu.

Pemahaman Prabowo terhadap alam berfikir mertuanya itu dapat membawa percepatan Indonesia kepada kemajuan. Akan menuntunnya menggerakkan kembali visi pembangunan berkelanjutan. Untuk segera berdaulat sebagai negara maju. Di semua lini kehidupan.

Ketiga, tempaan karakter demokrat selama era reformasi. Ia mengalami jatuh bangun dalam tudingan sebagai pelanggar HAM. Temperamen. Bercorak militeristik. Jatuh bangun sebagai musuh bersama rakyat. Terlepas lebih banyak sebagai framming dari lawan politiknya.

Jiwa ksetraia Prabowo sendiri sebenarnya tidak hendak melukai rakyat. Justru mentalitasnya sebagai prajurit, memiliki komitmen tinggi menjadikan hidupnya sebagai tameng kepentingan rakyat.

Tentunya kehidupan demokrasi pada era reformasi akan menjadi pelajaran baginya untuk semakin mampu memahami suara batin masyarakat.

Semakin menyejiwa dengan masyarakat tanpa melukai suasana batiniah masyarakat. Semakin mampu menciptakan ruang merdeka bagi segenap elemen bangsa dalam kesatuan harmoni perjuangan memajukan bangsa.

Apakah ketiga bayangan spirit yang kemudian menyatu pada diri Prabowo Subianto akan berdampak nyata bagi percepatan pembangunan bangsa?. Kita bisa segera mengetahui tidak lama lagi.

Tahun 2025 diyakini sejumlah orang dalam kosmologi Jawa sebagai momentum Indonesia untuk bangkit. Era kesemrawutan atau era konsolidasi demokrasi pada masa reformasi akan segera terurai.

Berganti dengan menyatunya spirit untuk meraih kemajuan. Sebagai bangsa berdaulat, adil, maju dan demokratis.

Mudah-mudahan perbaikan situasi ini segera terjadi. Kita ditakdirkan masih bisa menyaksikannya bersama-sama. Bahkan ikut menjadi bagian di dalamnya. Bagian membangun kemajuan bangsa.

ARS (rohmanfth@gmail.com), 15-02-2024

foto Ilustrasi
Opini

Oleh: Abdul Rohman Sukardi WAWAINEWS.ID – Lebaran Ketupat…