BOGOR – Warga desa Bojongkulur dan Ciangsana, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat bakal gelar aksi damai untuk mendesak percepatan normalisasi Sungai Cikeas – Cileungsi.
Aksi damai Normlaisasi Sungai Cileungsi – Cikeas tersebut akan digelar 4 Mei 2025 di komplek Gapura Kuning komplek Vila Nusa Indah di Desa Bojongkulur, Gunung Putri.
Aksi itu sendiri muncul dari kekhawatiran warga terkait siklus banjir lima tahunan yang terus terjadi dan makin dahsyat.
Menurut BMKG banjir besar yg dikenal dgn siklus 5 tahunan, kedepannya bisa jadi 3 tahunan bahkan menjadi banjir tiap tahun dg ukuran yg sama dg banjir siklus 5 tahunan.
Hal ini terjadi dampak dari perubahan iklim dan rusaknya lingkungan, baik di hulu maupun di hilir.
Dalam tuntutan warga mereka meminta segera dilakukan
- Pelebaran Sungai
- Penanggulan Permanen
- Pengerukan
- Pembuatan Polder
Diketahui bahwa, pada 4 Maret 2025 lalu, banjir besar telah meluluh lantakkan ribuan rumah di aliran Sungai Cileungsi – Cikeas
Banjir Besar yang disebut siklus 5 tahunan terjadi pada:
- 21 April 2016 banjir 2 meter
- 1 Jan 2020 banjir 3 meter
- 4 Maret 2025 banjir 4 meter
Warga miris, normalisasi Cileungsi Cikeas baru akan dimulai pada thn 2028. Warga pun mengaku jika normalisasi baru dimulai 2028, mereka keburu tenggelam.
“Jika Anda Korban Banjir, yuk kita ikut AKSI DAMAI minta kepada Bupati Bogor, Gubernur Jabar dan Presiden untuk PERCEPATAN NORMALISASI SUNGAI CILEUNGSI – CIKEAS,”bunyi surat edaran yang diterima Wawai News.
Diketahui pada 4 Maret 2024, ribuan rumah di hilir Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas serta Kali Bekasi dengan korban mencapai puluhan ribu terutama di wilayah Bojongkulur, Gunung Putri Kabupaten Bogor.
Secara administratif banjir melanda wilayah Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi. Ketiganya berada di Provinsi Jawa Barat. Bojongkulur dan PGP wilayah Jatiasih berdampingan mengalami banjir dengan ketinggian sama mencapai 2 hingga 4 meteran lebih.
Sesuai data ada 9.000 KK yang terdampak banjir 4 Maret lalu. Normalisasi sepanjang 33 kilometer yang akan segera dilaksanakan murni hanya fokus pada Kali Bekasi (paket 1- paket 7) dengan biaya tembus Rp3,7 Triliun dan itu untuk tanggul di wilayah Kali Bekasi.***