Scroll untuk baca artikel
PolitikZona Bekasi

Panitia Pendaftaran Calon Ketua HIPMI Kota Bekasi Dianggap Tak Netral?

×

Panitia Pendaftaran Calon Ketua HIPMI Kota Bekasi Dianggap Tak Netral?

Sebarkan artikel ini
Bakal Calon Ketum HIPMI Kota Bekasi, Gandhy Mohamad bersama Tim saat Ungkap Dugaan Keberpihakan Panitia pada Calon Lain, Foto: Rocky

BEKASI — Pendaftaran bakal calon ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menuai protes kandidat bakal calon dengan menyebut panitia tak netral alias diduga berpihak.

Protes tersebut disampaikan Gandhi Dwiki Mohamad, bakal calon Ketua Umum HIPMI Kota Bekasi, yang tidak terima digugurkan dari proses kontestasi.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Ia mengatakan penguguran dirinya dilakukan secara tidak adil oleh pihak Steering Committee (SC) dan Organizing Committee (OC) dalam pendaftaran ketua umum HIPMI Kota Bekasi.

“Salah satu panitia diketahui membantu memberikan rekomendasi kepada calon lain. Ini menimbulkan pertanyaan tentang keberpihakan panitia,” kata Gandhi saat konferensi pers di Pekayon, Selasa (29/4/2025) dini hari.

Dikatakan bahwa terkait hal itu timnya telah mengajukan protes resmi. Tapi pihak panitia tetap menggugurkan pendaftarannya.

Menurutnya panitia menggugurkan pendaftaran karena ada kekurangan berkas pada saat pengembalian formulir. Namun imbuhnya ada kejanggalan sebab berkas sempat diterima oleh salah satu anggota SC, sebelum dinyatakan gagal karena tidak lengkap.

BACA JUGA :  LINAP Ucapkan Selamat ke Tri-Harris Bobihoe Resmi Jadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi Terpilih

“Saya mengembalikan sesuai dengan waktu yang ditentukan yaitu Jumat tanggal 25 April, hanya saja saat mengembalikan form persyaratan ada kekurangan berkas yang harus dilengkapi,” tegasnya.

Terkait hal itu Gandhi mengakui bersama tim berusaha melengkapi keesokan harinya pada Sabtu 26 April dan berkas yang dilengkapi diterima oleh salah satu anggota SC.

“Kemudian kami dinyatakan gugur pada kemarin, Senin 28/04. Keterlambatan kami melengkapi berkas menjadi alasan pokok digugurkan pendaftaran saya sebagai kandidat,” ungkapnya mengaku kecewa.

Gandhi bersama tim menduga panitia bersikap tidak netral, sebab ada upaya campur tangan panitia terhadap bakal calon lain. Sebab, pihaknya paling banyak ditunjukkan kekurangan dan kesalahannya.

Sementara, pendaftar lain yang juga ikut berkontestasi, Gandhi temukan ada kesalahan dan baru saja terungkap.

“Ada salah satu panitia yang membantu untuk memberikan surat rekomendasi sebagai salah satu persyaratan kepada salah satu calon yang juga ikut berkontestasi bersama saya,” ucapnya.

Atas dasar itu, Gandhi mempertanyakan alasan keterlibatan panitia dalam urusan administrasi syarat dari salah satu bakal calon (Balon), yang menurutnya, panitia harus bersikap netral.

BACA JUGA :  HKSN 2024, Sekda Kota Bekasi Mengajak Bangun Lagi Sifat Dasar Gotong Royong

“Kenapa panitia jadi ikut juga mencampuri urusan administrasi syarat dari salah satu Balon? bukannya panitia harusnya netral dan tak berpihak?” tanyanya, yang merasa heran.

Lantas, terkait kejanggalan tersebut, Gandhi menyampaikan tengah mempersiapkan bukti untuk mengajukan banding kepada SC, OC, dan pimpinan HIPMI di tingkat kota maupun provinsi.

“Intinya kami sedang mempersiapkan semua bukti-bukti sebagai bukti sanggahan kami kepada steering committee dan organizing committee terhadap putusan tersebut,” jelas Gandhi.

Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Maju Bergandengan, Qodri Ramadhan, menilai panitia tidak memberi kesempatan yang adil untuk memperbaiki kekurangan berkas.

“Sebagai Ketua Tim Pemenangan Gandhi, kami merasa dirugikan akibat tidak diberikannya kesempatan untuk melengkapi berkas yang kurang. Meskipun ada indikasi ketidakadilan dalam proses ini, terutama terkait dengan keberpihakan panitia, kami berusaha untuk mengkomunikasikan masalah ini tetapi tidak mendapatkan respons yang memadai,” ungkap Qodri.

BACA JUGA :  Gubernur Jabar Dukung Upah Pekerja Naik Hingga 5 Persen

Untuk itu, ia bersama tim mengusulkan agar kedua calon yang memiliki kelemahan ini digugurkan dan dilakukan pendaftaran baru, dikhawatirkan hasil kontestasi akan cacat dan bisa berbuntut sengketa.

Qodri berharap, panitia dapat lebih profesional dalam menjaga netralitas, agar roda organisasi dapat terus berjalan, tanpa adanya pihak yang dikecewakan dan dirugikan.

“Saya berharap panitia ini netral dan terbuka kepada seluruh anggota HIPMI karena tagline kita kan ‘Bertanding Untuk Bersanding’ lalu tidak ada pertandingan karena salah satu calon gugur dan berujung aklamasi. Bagaimana bisa bersanding di kemudian hari untuk menjalankan roda organisasi ini,” tutup Qodri.

Jika tidak disikapi serius, dugaan ketidaknetralan panitia dikhawatirkan tidak hanya merusak legitimasi Muscab HIPMI Kota Bekasi, tetapi juga mencederai semangat regenerasi kepemimpinan muda yang adil dan berintegritas.

Sehingga, tanpa tindakan korektif dari SC dan OC, polemik ini bisa melebar menjadi krisis kepercayaan, mempermalukan nama HIPMI di mata anggotanya sendiri.***