Scroll untuk baca artikel
LampungLingkungan Hidup

Gajah Kembali Tinjau Pemukiman Warga di Way Jepara, Hektaran Tanaman Rusak

×

Gajah Kembali Tinjau Pemukiman Warga di Way Jepara, Hektaran Tanaman Rusak

Sebarkan artikel ini
Kawanan gajah liar kembali melakukan "kunjungan dinas" meninjau wilayah permukiman warga di Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur, pada Selasa (2/7/2025).

LAMPUNG TIMUR – Kawanan gajah liar kembali melakukan “kunjungan dinas” meninjau wilayah permukiman warga di Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur, pada Selasa (2/7/2025).

Kali ini, sekitar 6 hingga 7 ekor gajah lengkap dengan formasi tim inti dan satu anak magang mendadak hadir di tengah sawah warga Desa Braja Asri dan Braja Sakti, seperti tak ada pagar atau pagar dianggap tak penting.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Warga pun dibuat terkejut. Sebagian menyangka ini bagian dari parade satwa keliling desa. Namun, terkejut berubah jadi panik saat gajah mulai “reorganisasi” lahan pertanian warga.

Tanaman padi, cokelat, pisang, hingga singkong jadi korban. Kurang lebih 10 hektare ladang “direstrukturisasi” paksa oleh kawanan bertubuh besar ini.

BACA JUGA :  Jelang Pemungutan Suara Pilkada Lamteng, Kepala Kampung Diminta Jaga Netralitas

Aksi warga menggiring kawanan gajah ini pun viral. Dalam video yang diunggah Dwi Lestari di Facebook, terlihat warga dan aparat memanfaatkan segala potensi lokal, dari teriakan massal, pecut warisan nenek buyut, hingga kembang api dan petasan tahun baru.

Gajah-gajah tampak kebingungan, mungkin mengira sedang syuting iklan kopi atau reality show bertema “Survivor, Edisi Perkebunan”.

“Suasana belakang rumah dari semalam, gajah liar memasuki sawah pedesaan Braja Asri dan Braja Sakti. Kurang lebih 7 ekor,” tulis Dwi dalam caption-nya yang lebih mirip pengumuman acara 17-an.

Menurut Kepala Desa Braja Asri, Darusman, kejadian ini bukan kali pertama. Bahkan sudah seperti agenda rutin. “Sebelum Idulfitri, mereka sudah sering masuk.

BACA JUGA :  Korwil Bidang Pendidikan Waway Karya Bela Kepsek Terkait Praktik Jual Beli LKS

Saat Ramadan sempat libur, mungkin puasa. Tapi setelah Lebaran, aktif lagi. Kadang sampai 20 ekor,” kata Darusman dengan nada antara lelah dan putus asa.

Warga pun mendesak pemerintah agar memberikan ganti rugi. Tapi mereka menolak solusi setengah hati. “Kami nggak mau ganti rugi berupa bibit atau pupuk. Uang saja, Pak. Kami tahu cara beli bibit sendiri, tinggal ada duitnya,” lanjut Darusman.

Sementara itu Humas Balai Taman Nasional Way Kambas, Sukatmoko, menjelaskan, enam gajah yang masuk wilayah warga terdiri dari lima dewasa dan satu anak. Mereka diduga kuat berasal dari TNWK dan masuk ke kebun warga karena… ya, karena bisa.

“Kami masih menjaga agar mereka tidak masuk lebih jauh. Tapi ya begitu, mereka pinter juga cari celah,” ujarnya.

BACA JUGA :  Temuan Kerangka Manusia di Kebun Singkong Kampung Tanjungratu Way Kanan, Sudah Terungkap

Sayangnya, hingga kini belum ada solusi jangka panjang. Pagar rusak, patroli minim, dan warga tiap malam begadang bukan untuk ronda maling, tapi ronda gajah.***