LAMPUNG TIMUR — Wakil Bupati Lampung Timur Azwar Hadi kembali mengingatkan jadi kepala desa itu bukan cuma soal duduk di kursi empuk, tapi siap menanggung beban satu kampung penuh jangan merasa kades sebagai raja kecil.
Jadi kalau niatnya hanya ingin “punya seragam dan bisa minta hormat”, lebih baik urungkan niat dari sekarang.
Pesan ini disampaikan Azwar saat melantik dua Kepala Desa Pengganti Antar Waktu (PAW), Afif Zahid sebagai Kades Sukadana Tengah, dan Beti Agustina sebagai Kades Rajabasa Batanghari, Kecamatan Sukadana, Senin (7/7/2025).
Acara pelantikan digelar di Gedung Serba Guna Sukadana, dihadiri oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Ahmad Zainuddin, Plt Kadis PMD M. Ridwan, Camat Sukadana Hendra Septiawan, serta unsur Forkopimcam dan kepala desa lain yang hadir sebagian sambil sesekali melirik ponsel, mungkin takut ketinggalan trending Twitter.
Dalam sambutannya, Azwar Hadi menekankan bahwa kepala desa harus jadi figur teladan. Bukan hanya teladan di spanduk dan baliho menjelang 17-an, tapi teladan nyata di lapangan dari tutur kata, keputusan anggaran, sampai urusan gotong royong.
“Jangan baru jadi kades tiga hari, langsung lupa jalan ke balai desa. Ingat, jabatan itu sementara, tapi WhatsApp warga bisa selamanya,” seloroh Azwar, yang disambut senyum simpul para hadirin.
Ia juga mengingatkan para kades untuk tidak neko-neko, bekerja sesuai aturan, dan paham kondisi wilayah secara utuh termasuk lubang jalan, warga yang belum punya KTP, dan juga soal netizen desa yang makin cerewet.
Beban Berat Tapi Mulia: Dari Aduan Jalan Rusak Sampai Soal Nikah Siri
Azwar tahu betul tantangan kades itu kompleks. Mulai dari urusan saluran irigasi tersumbat, lampu jalan mati, sampai aduan soal isu rumah tangga tetangga yang akhirnya sampai ke meja kepala desa.
“Kades bukan superhero, tapi setidaknya jangan jadi figur yang ngilang waktu dibutuhkan,” katanya dengan gaya khas bapak-bapak bijak, tapi nyentil.
Ia menegaskan, jabatan kepala desa adalah amanah. Harus dijalani dengan hati bersih dan niat tulus, bukan ajang gaya atau panggung cari cuan.
Pelantikan dua kepala desa ini, kata Azwar, adalah bagian dari menjaga ritme roda pemerintahan agar tidak mogok atau belok ke arah yang salah.
“Kami ingin memastikan pelayanan tetap jalan. Warga desa enggak butuh drama, mereka butuh listrik nyala dan pupuk tepat waktu,” katanya.
Azwar menutup sambutannya dengan doa khas pejabat daerah:
“Semoga Allah SWT memberikan kekuatan lahir dan batin untuk para kepala desa. Termasuk kekuatan menghadapi warganya yang kadang lebih galak dari auditor inspektorat.”
Kades bukan penguasa, melainkan pelayan. Bukan tokoh panggung, tapi pejuang lapangan. Jangan sampai, begitu dilantik malah susah ditemui, sibuk urusan pribadi, atau lebih akrab dengan vendor proyek daripada RT setempat.
Semoga dua kades PAW ini tidak hanya baru di SK, tapi juga baru dalam semangat mengabdi.***