KOTA BEKASI — Suasana Plaza Pemkot Bekasi mendadak seperti lokasi syuting film pramuka tempo dulu. Bendera berkibar, seragam rapi, dan yang paling ditunggu-tunggu: api unggun berkobar.
Namun yang lebih panas dari apinya adalah pesan Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, yang jadi pembina upacara peringatan Hari Pramuka ke-64, Rabu malam (13/8).
Dalam amanatnya, Harris tidak sekadar mengulang naskah “generasi emas” yang biasanya klise di acara seremonial.
Ia menyelipkan pesan agar anak muda tidak cuma pandai selfie di tenda pramuka, tapi juga siap jadi pemimpin di masa depan tanpa harus ikut “lomba tarik-menarik kursi” seperti di dunia politik.
“Terima kasih kepada kakak pembimbing dan pelatih. Banyak ilmu dan nilai hidup yang diajarkan kepada generasi muda. Pramuka ini melatih kita mandiri, bertanggung jawab, dan siap jadi pemimpin. Pemimpin yang beneran, bukan yang cuma pamer di baliho,” ujarnya, disambut senyum simpul para hadirin.
Harris juga mengingatkan, Gerakan Pramuka itu bukan sekadar hafal kode morse atau mahir bikin simpul tali.
Ada bekal pengetahuan, pengalaman praktis, dan pembentukan karakter yang kalau dijalankan serius, bisa membuat anak muda jadi “aset” bangsa.
“Jangan sampai cuma jadi aset yang mangkrak,” tambahnya, setengah bercanda.
Ia menggarisbawahi bahwa pembinaan pramuka menyentuh semua aspek: mental, fisik, intelektual, emosional, dan sosial.
Dengan bekal itu, generasi muda diharapkan bisa berperan positif di tengah masyarakat, bukan sekadar jadi komentator panas di media sosial.
Acara yang dihadiri Forkopimda dan Ketua Kwarcab Kota Bekasi Ade Puspita Sari itu ditutup dengan nyala api unggun yang menjilat langit malam, seolah mengirim pesan semoga semangat membara ini tidak padam sebelum Pemilu.***