KARAWANG – Menteri Agama Nasaruddin Umar kembali mengingatkan pentingnya orang tua menyekolahkan anak-anaknya di madrasah dan pondok pesantren.
Menurutnya, di era ketika banyak sekolah sibuk mengejar ranking dan gelar, pesantren masih konsisten menanamkan hal yang kerap dilupakan: akhlak, doa, dan keberkahan.
“Di pesantren, para santri saling mendoakan, termasuk untuk orang tuanya. Doa anak saleh itu mustajab, bahkan menjadi hadiah paling berharga di akhirat,” ujar Menag dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H sekaligus peresmian Masjid Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Internasional, Karawang, Minggu (21/9/2025).
Menag menegaskan, madrasah dan pesantren bukan sekadar ruang kelas dengan papan tulis dan catatan panjang, melainkan kawah candradimuka untuk menempa kecerdasan akal, kematangan emosi, dan kedalaman spiritual.
“Madrasah dan pesantren itu bukan pabrik ijazah, tapi laboratorium akhlak. Di sana ilmu tidak hanya dituliskan, tapi diamalkan dengan penuh kesungguhan,” tegasnya.
Acara tersebut turut dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifatul Chairi Fauzi, Staf Khusus Menag Gugun Gumilar, Kepala Kanwil Kemenag Jabar, serta Kepala Kantor Kemenag Karawang.
Dalam kesempatan itu, Menag juga menyentil peran guru dan pendidik. Guru, katanya, berasal dari bahasa Sanskerta: gu berarti gelap, ru berarti obor sosok yang mengusir kegelapan. Namun pendidik, baginya, lebih dari sekadar guru.
“Semua pendidik itu guru, tapi tidak semua guru itu pendidik. Guru hanya mencerdaskan otak, sedangkan pendidik juga mencerdaskan jiwa dan batin,” jelasnya.
Pesantren, lanjut Menag, melahirkan lebih dari sekadar intelektual. Ia melahirkan ilmuwan yang berakhlak, cendekiawan yang bermanfaat, serta insan yang menghidupkan doa dan amal saleh dalam kehidupan nyata.
“Kita tidak boleh hanya mentransfer ilmu, kita harus menanamkan kesadaran untuk menghidupkan ilmu itu. Kalau tidak, yang lahir hanya sarjana gelar panjang, tapi miskin jiwa,” katanya dengan nada satir.
Di penghujung sambutan, Menag berharap hadirnya Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Internasional dapat menjadi mercusuar peradaban.
“Semoga dari pesantren ini lahir anak-anak saleh yang bukan hanya membanggakan orang tua di dunia, tapi juga menghadiahkan kebahagiaan di akhirat,” tandasnya.***