JAKARTA – Rombongan Diskominfo dan Komisi III DPRD Lampung Timur naik ke lantai 22 Menara Danareksa, Jakarta, Rabu (1/10/2025). Bukan untuk sekadar foto di gedung tinggi, tapi demi membahas topik yang sering bikin masyarakat geleng kepala: kabel udara fiber optik yang menjuntai tak karuan di jalanan.
Kepala Diskominfo Mansur Syah, didampingi Kabid Persandian dan Statistik Sektoral Deni Ardiansyah, hadir bersama para wakil rakyat Lampung Timur yang jumlahnya hampir setara rombongan wisata.
Dari Wakil Ketua DPRD Ariyan Putra Marga sampai Ketua Komisi III Hi. Kemari beserta belasan anggota lengkap, seakan masalah kabel bisa langsung putus jika dibicarakan ramai-ramai.
Mereka diterima Dirjen Infrastruktur Digital Kemenkomdigi, I Wayan Toni Supriyanto, bersama Direktur Akselerasi Infrastruktur Digital, Mulyadi, yang tampak sudah hafal keluhan serupa dari banyak daerah: kabel menjuntai seenaknya, tiang miring ke kiri-kanan, dan kota jadi mirip hutan belantara penuh benang kusut.
Diskusi berjalan serius. DPRD menekankan pentingnya regulasi jelas, sinkronisasi pusat-daerah, dan aturan tegas agar pembangunan infrastruktur digital tidak semrawut.
Bahasanya teknis, tapi intinya sederhana, jangan biarkan kabel jadi jaring laba-laba raksasa yang sewaktu-waktu bisa menjerat pengendara motor atau menjuntai menyentuh kepala orang lewat.
“Estetika dan keamanan publik harus diperhatikan,” begitu kira-kira simpulannya. Sebuah kalimat diplomatis untuk masalah yang sudah terlihat jelas di jalan kabel acak-acakan bikin kota terlihat kumuh.
Dari forum ini, Pemkab dan DPRD Lamtim berharap lahir kebijakan yang sejalan dengan regulasi nasional: mendukung transformasi digital yang rapi, tertib, dan inklusif.
Tapi warga di bawah mungkin hanya bergumam: “Lha, kabelnya kapan diberesin? Jangan cuma rapat di Jakarta, pulangnya kabel masih nyangkut di pohon mangga depan rumah.”
Sebab pengalaman mengajarkan, rapat bisa secepat WiFi 5G, tapi realisasi sering jalan selambat modem dial-up tahun 2000-an.
Kalau tak kunjung beres, mungkin kabel udara itu bisa didaftarkan sebagai ikon wisata lokal: “Lampung Timur, Negeri Jutaan Kabel Gantung.” Tiketnya murah, tinggal tengok ke atas setiap kali melintas jalan protokol.***