LAMPUNG BARAT – Suasana Pendopo Bupati Lampung Barat Kamis pagi agak berbeda: kursi berjejer rapi, SK di tangan, dan Bupati Parosil Mabsus sudah siap melantik dua pejabat eselon II B. Yah, inilah momen yang sering disebut-sebut sebagai “reshuffle mini” ala daerah.
Dua pejabat yang dilantik adalah:
- Nowo Wibawono, jadi Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA).
- Amri, ditunjuk sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Pertamanan (DLHKP).
Keduanya menggantikan pejabat lama yang sudah waktunya istirahat. Ir. Sugeng Raharjo, yang sebelumnya memimpin BRIDA, resmi purna tugas setelah lebih dari empat dekade berkarier di birokrasi. Sementara kursi DLHKP ditinggalkan Robet Putra, ST., MT.
“Terima kasih Pak Sugeng atas pengabdian 44 tahun. Kalau bukan karena loyalitas staf, mustahil program Lampung Barat jalan. Pemimpin itu sukses bukan karena gagahnya sendirian, tapi karena pasukannya ikut lari bareng,” kata Bupati Parosil dengan gaya khasnya.
Amri sendiri datang sebagai wajah baru, hasil “mutasi” dari Kementerian Kehutanan. Jadi, kalau ada pohon di Lampung Barat yang tiba-tiba lebih rajin tumbuh, jangan kaget itu mungkin efek sentuhan Amri.
Bupati juga memberi wejangan serius, tapi dengan tekanan penuh gaya khas pemimpin daerah:
“Tugas kalian sekarang membuktikan apakah mampu dan layak pegang amanah. Jangan cuma duduk manis di kursi empuk. Ciptakan terobosan-terobosan, bikin pelayanan publik lebih baik, dan majukan Lampung Barat. Kalau tidak, siap-siap disorot rakyat.”
Pelantikan ini bukan hanya soal ganti nama di papan kantor, tapi sinyal bahwa birokrasi Lampung Barat harus makin lincah, profesional, dan nggak kaku.
Harapannya, BRIDA benar-benar bisa melahirkan riset dan inovasi (bukan sekadar bikin laporan tebal), dan DLHKP bisa bikin kota makin bersih, indah, serta jauh dari drama sampah menumpuk.
Dengan penyegaran pejabat ini, roda pemerintahan Lampung Barat diharapkan makin ngebut. Minimal, jangan mogok di tanjakan birokrasi.***