LAMPUNG SELATAN — Siang bolong yang mestinya tenang di Dusun Tasik, Desa Ruguk, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan, berubah gaduh pada Selasa (4/11/2025).
Seorang warga memergoki dua pria yang diduga hendak membobol rumah kosong dan sebelum polisi datang, warga lebih dulu memberikan “pendidikan jasmani spontan” alias salam olahraga.
Video dan foto kejadian itu viral di media sosial. Diunggah oleh akun Jaira Yunita di Facebook, unggahan tersebut langsung mendapat 207 tanda suka, dibagikan 6 kali, dan dibanjiri 104 komentar warganet.
Judulnya sederhana, tapi isinya bikin bulu kuduk berdiri dan alis terangkat, “Astaghfirullah serem ih ada begal tengah hari.”
Dari informasi yang dihimpun, kedua terduga pelaku disebut berpura-pura meminta sumbangan keliling rumah warga. Motor mereka disembunyikan tak jauh dari lokasi. Saat melihat rumah kosong, mereka mencoba mencongkel pintu.
Sial bagi mereka, bukan hanya kamera pengintai yang melihat tapi juga mata warga yang sedang melintas.
Satu pelaku langsung diringkus warga, sementara seorang lainnya berhasil melarikan diri.
Dalam hitungan menit, suasana berubah dari sunyi menjadi kerumunan.
Amarah warga yang lama menumpuk akibat maraknya pencurian di daerah itu tumpah ruah dan “pendidikan moral versi kampung” pun terjadi sebelum polisi tiba.
Polisi Datang, Tembakan ke Udara Redakan Emosi Massa
Untung saja, anggota Polsek Penengahan cepat tanggap. Petugas datang dan langsung mengevakuasi pelaku dari amukan massa.
Bahkan, polisi sempat melepaskan tembakan peringatan ke udara untuk menenangkan situasi.
Langkah itu menyelamatkan nyawa si pelaku, sekaligus menyelamatkan warga dari perbuatan yang bisa berbuntut panjang.
“Ya mas, Polsek yang tangani. Masih kami dalami dan belum ada laporan resmi. Mohon waktu,” kata Kasat Reskrim Polres Lampung Selatan, AKP Indik Rusmono, saat dikonfirmasi.
Kasus tersebut kini ditangani kepolisian untuk proses hukum lebih lanjut, sementara pelaku kedua masih dalam pengejaran.
Facebook Jadi TKP Kedua
Seperti biasa di era digital, berita tak berhenti di lokasi kejadian tapi berpindah ke grup Facebook dan kolom komentar. Unggahan Jaira Yunita memicu perdebatan seru di kalangan warganet. Akun Desi Novita meluruskan bahwa kejadian itu bukan begal.
“Bukan begal, Bun, tapi maling mau bobol rumah di Taman Arum,” tulisnya.
Sementara akun Indah Nirmalla Sarii membeberkan modusnya:
“Itu bukan mau begal, tapi dia berkedok minta sumbangan. Motor ditaruh di rumah makan, lihat rumah kosong langsung dicongkel. Yang satu sudah diamankan, satu lagi belum ketemu.”
Tak mau kalah, akun Yanti Adiba menambahkan sentuhan dramatis khas warganet:
“Serem ya Bun, sedikit-sedikit pencurian, begal lah. Dunia makin ngeri.”
Komentar-komentar itu menjadikan unggahan tersebut lebih ramai dari rapat RT, memperlihatkan betapa cepatnya publik membedah kasus kriminal bahkan sebelum rilis resmi kepolisian keluar.
Antara Warga Siaga dan Warga Emosional
Kejadian ini kembali menunjukkan dua sisi reaksi masyarakat terhadap kejahatan:
satu sisi, warga semakin waspada dan berani melawan; sisi lain, emosi yang meledak bisa berubah jadi “keadilan jalanan”.
Polisi mengingatkan agar masyarakat tidak main hakim sendiri. Namun di lapangan, warga kadang merasa lebih cepat bertindak daripada sinyal ke polsek tiba.
“Salam olahraga” menjadi refleks sosial campuran antara marah, lelah, dan trauma akibat seringnya kasus pencurian yang tak kunjung reda.
Yang menarik, modus pelaku kali ini memakai “topeng amal” — berpura-pura meminta sumbangan.
Jika bukan karena kejelian warga, bisa jadi mereka lolos dengan mudah.
Di era di mana dompet digital makin ramai dan empati makin langka, pelaku justru memanfaatkan rasa iba sebagai alat kejahatan.
Fenomena ini, kata seorang warga yang tak mau disebut namanya, membuat masyarakat kini lebih curiga pada wajah-wajah baik hati.
“Kalau dulu orang minta sumbangan kita kasih, sekarang kita tanya dulu: sumbangan beneran apa survei rumah kosong?” ujarnya setengah serius.












