Scroll untuk baca artikel
Kabar DesaTANGGAMUS

“Insaflah, Kakon!” Warga Datar Lebuay Geram, Dana Desa Ratusan Juta Jadi Jalan Tanah Merah

×

“Insaflah, Kakon!” Warga Datar Lebuay Geram, Dana Desa Ratusan Juta Jadi Jalan Tanah Merah

Sebarkan artikel ini
Proyek pengerasan jalan desa yang menelan anggaran Rp293 juta lebih kini menyisakan jalan berlumpur dan debu, bukan jalan berbatu seperti dijanjikan.

TANGGAMUS – Warga Pekon Datar Lebuay, Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, mulai hilang kesabaran. Mereka menuntut Kepala Pekon Suhartono untuk segera insaf dari gaya kepemimpinannya yang dinilai ugal-ugalan dalam mengelola dana desa.

Bukan tanpa sebab. Proyek pengerasan jalan desa yang menelan anggaran Rp293 juta lebih kini menyisakan jalan berlumpur dan debu, bukan jalan berbatu seperti dijanjikan.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Dalam laporan penggunaan Dana Desa Tahun Anggaran 2025, Pemerintah Pekon Datar Lebuay mengalokasikan Rp293.075.000 untuk pengerasan jalan menggunakan material sabes (sirtu).

Kemudian pada pencairan tahap pertama, Rp148.750.000 telah direalisasikan, sedangkan Rp144.325.000 sisanya untuk tahap kedua.

BACA JUGA :  Waduh! Kakon Banyu Urip Mengaku Dipaksa Palsukan Tanda Tangan, Kok Bisa?

Namun warga justru mendapati proyek yang lebih menyerupai penimbunan tanah merah, bukan pembangunan infrastruktur.

“Material yang disebut sabes oleh Suhartono itu bukan batu, tapi tanah merah bercampur sedikit kerikil,” ujar HN (57), tokoh masyarakat setempat, Selasa (4/11/2025).

Warga juga menyesalkan sikap kepala pekon yang tidak melibatkan masyarakat sekitar.

“Yang kerja bukan warga sini, semua orang dekatnya. Kami cuma jadi penonton. Pastinya, dia yang paling untung,” sindir seorang warga dengan nada getir.

Pantauan tim media di lokasi menunjukkan kondisi badan jalan di Dusun Balai Rejo benar-benar jauh dari layak. Material urukan tampak lembek dan berdebu, seolah pembangunan ini hanya sekadar “asal timbun”. Saat hujan berubah jadi kubangan, saat panas jadi ladang debu.

BACA JUGA :  Gus Menteri: GTRA Harus Menggenjot Pelaksanaan Reforma Agraria

Ironisnya, Kepala Pekon Suhartono tetap bersikeras bahwa pekerjaannya sudah sesuai standar. “Sabes yang kita gunakan itu bagus, ada bahan perekat atau penguncinya,” ujarnya dengan percaya diri, seolah tanah merah itu hasil inovasi teknologi tinggi.

Kini, warga Datar Lebuay hanya berharap satu hal, kesadaran dari pemimpinnya.
“Kami ingin Suhartono sadar, jangan terus sembrono dan semrawut. Ini dana rakyat, bukan dana pribadi,” kata warga.

Di Pekon Datar Lebuay, jalan mungkin belum keras tapi hati rakyatnya sudah mulai mengeras. Mereka menunggu, apakah kepala pekonnya akan benar-benar insaf, atau justru makin keras kepala dalam mengubur amanah dana desa.***