Scroll untuk baca artikel
Budaya

Golok Betawi untuk Bang Harris Simbol Kolaborasi Budaya dan Pemerintahan di Kota Bekasi

×

Golok Betawi untuk Bang Harris Simbol Kolaborasi Budaya dan Pemerintahan di Kota Bekasi

Sebarkan artikel ini
Tokoh FORKKABI Nachrowi Ramli bersama Ketua DPD FORKKABI Kota Bekasi menyerahkan cendera mata berupa Golok Betawi kepada Wakil Wali Kota Bekasi Abdul Harris Bobihoe, Rabu 5 November 2025 - foto doc

KOTA BEKASI – Suasana hangat dan penuh canda khas Betawi mewarnai silaturahmi Forum Komunikasi Kaum Betawi Indonesia (FORKKABI) bersama Wakil Wali Kota Bekasi Abdul Harris Bobihoe di Kantor DPD FORKKABI Kota Bekasi, Vila Pekayon, Bekasi Selatan.

Namun di balik keakraban itu, terselip pesan serius tentang pentingnya menjaga budaya sambil membangun kota global ala Bekasi.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Bang Harris, sapaan akrabnya, disambut dengan penuh kehangatan oleh jajaran pengurus DPD FORKKABI dan tokoh Betawi nasional, Mayjen (Purn) Nachrowi Ramli. Acara ini bukan sekadar temu kangen, tapi juga forum strategis membangun sinergi antara budaya lokal dan arah pembangunan daerah.

“Kita ingin Kota Bekasi tumbuh bukan cuma jadi kota industri dan global, tapi juga kota yang tidak kehilangan jati dirinya,” ujar Bang Harris dengan gaya khasnya yang tenang tapi tegas.

BACA JUGA :  Nada dari Tangan Perempuan: Bebay Butabuh dan Detak Budaya Lampung

Dalam sambutannya, Bang Harris menekankan pentingnya kolaborasi lintas unsur masyarakat, terutama dalam mengatasi isu sosial seperti pengangguran dan premanisme.

Ia juga menyinggung kesiapan Kota Bekasi sebagai tuan rumah Porprov Jawa Barat mendatang ajang yang bukan hanya soal olahraga, tapi juga panggung kebanggaan lokal.

“Kita kaya akan budaya dan kuliner. Kalau kita satukan potensi ini dengan pembangunan kota, Bekasi bukan cuma jadi tempat tinggal, tapi juga destinasi,” ungkapnya.

Bang Harris mencontohkan proyek pengembangan destinasi wisata air Kalimalang, yang diharapkan menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru sekaligus wadah pemberdayaan UMKM lokal.

“Kita ingin pembangunan tak hanya membangun beton, tapi juga membangun ekonomi rakyat,” tambahnya.

Golok Betawi: Simbol, Bukan Senjata

Sebagai bentuk penghormatan, FORKKABI menyerahkan cendera mata berupa Golok Betawi kepada Wakil Wali Kota Bekasi. Golok ini bukan tanda pertempuran, melainkan lambang kehormatan dan keberanian dalam menjaga budaya serta integritas kepemimpinan.

BACA JUGA :  Pemko Bekasi Ajukan 745 Aset untuk Disertifikasi oleh ATR/BPN

Tokoh FORKKABI, Nachrowi Ramli, mengatakan silaturahmi seperti ini penting untuk menjaga komunikasi antara pemerintah dan masyarakat adat Betawi.

Golok Betawi: Simbol, Bukan Senjata

Sebagai bentuk penghormatan, FORKKABI menyerahkan cendera mata berupa Golok Betawi kepada Wakil Wali Kota Bekasi. Golok ini bukan tanda pertempuran, melainkan lambang kehormatan dan keberanian dalam menjaga budaya serta integritas kepemimpinan.

Tokoh FORKKABI, Nachrowi Ramli, mengatakan silaturahmi seperti ini penting untuk menjaga komunikasi antara pemerintah dan masyarakat adat Betawi.

Dalam kesempatan itu, Bang Harris juga menyinggung stabilitas sosial Kota Bekasi yang tetap aman di tengah gejolak sosial di beberapa daerah lain.

“Kota lain sempat rusuh, tapi Bekasi tetap aman. Ini bukti kalau warganya kompak dan saling jaga,” katanya.

BACA JUGA :  Rp100 Juta per RW di RPJMD Bekasi: Janji Manis atau Bom Waktu Administratif?

Ia juga menekankan bahwa pelestarian budaya lokal bukan sekadar romantisme masa lalu, melainkan investasi nilai bagi generasi muda.

“Kalau budaya kita hilang, maka identitas pun ikut pudar. Kita ingin anak muda Bekasi tumbuh dengan karakter kuat bisa modern, tapi tetap Betawi,” tegasnya.

Pertemuan ini menjadi contoh nyata bahwa membangun kota tak hanya soal infrastruktur, tapi juga menyatukan nilai dan rasa. Di tengah hiruk pikuk urbanisasi, FORKKABI dan Pemkot Bekasi menunjukkan bahwa budaya masih punya tempat di ruang kebijakan.

Karena di Bekasi, tampaknya pembangunan tak sekadar soal jalan dan jembatan, tapi juga soal golok dan gotong royong dua hal yang sama-sama tajam, asal digunakan dengan niat yang benar.***