Scroll untuk baca artikel
Hukum & Kriminal

Dua Pembunuh Sopir Taksi Online Bertapa di Makam Keramat: Minta “Bantuan Gaib” Biar Tak Tertangkap, Eh… Tetap Diciduk Polisi Dunia Nyata

×

Dua Pembunuh Sopir Taksi Online Bertapa di Makam Keramat: Minta “Bantuan Gaib” Biar Tak Tertangkap, Eh… Tetap Diciduk Polisi Dunia Nyata

Sebarkan artikel ini
Konfrensi penangkapan pembunuhan taksi online oleh Polres Bogor, Kamis 13 November 2025 - foto doc ist

BOGOR Kriminal absurd berbalut mistik terjadi di jagat nyata dua pembunuh sopir taksi online di Kabupaten Bogor memilih kabur ke dunia spiritual ketimbang bersembunyi di dunia digital.

Mereka bertapa di sebuah makam keramat di Ciamis, memohon perlindungan pada “penunggu gaib”, agar lolos dari kejaran polisi. Sayangnya, sinya gaib kalah kuat dari sinyal ponsel korban.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Korban, Ujang Adiwijaya (42), ditemukan tewas di pinggir Tol Jagorawi, Citeureup, pada Senin (10/11/2025). Polisi kemudian menangkap dua pelaku berinisial RS dan AH saat sedang paniisan ritual tirakat di saung dekat makam keramat pada Rabu (12/11/2025).

“Keduanya sedang melakukan ritual paniisan, berharap dapat pertolongan dari makhluk gaib agar tidak tertangkap,” ujar Kapolres Bogor AKBP Wikha Ardilestanto, enteng tapi tegas, Kamis (13/11/2025).

BACA JUGA :  Mantri Bank BUMN di Kediri “Bermain Sulap Kredit”: Rp4,8 Miliar Raib, Negara Jadi Korban

Kasus ini terungkap bukan karena wangsit atau bisikan leluhur, melainkan teknologi pelacakan ponsel. Polisi menelusuri gawai korban yang dibawa kabur pelaku, dan sinyalnya mengarah ke wilayah Ciamis.
Bukan ke alam halus, tapi ke koordinat nyata yang bisa ditandai di Google Maps.

“Setelah identitas korban diketahui, kami menelusuri ponsel yang terakhir digunakan untuk memesan taksi. Dari situ terdeteksi lokasi para pelaku di Ciamis,” jelas Wikha.

Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Anggi Eko Prasetyo menambahkan, kedua pelaku sempat mencoba menghapus jejak dengan menjual barang-barang korban termasuk ponsel yang justru menjadi alat bukti digital paling fatal.

“Pelaku ditangkap saat melakukan ritual dengan harapan kasusnya bisa ‘dihilangkan’ lewat bantuan gaib,” kata Anggi, dengan nada yang nyaris terdengar menahan tawa profesional.

BACA JUGA :  Maling Motor Asal Desa Peniangan Babak Belur Dihajar Massa di Sribhawono

Dari hasil penyelidikan, korban dibunuh dengan cara dijerat tali jemuran dan dibekap bed cover hingga meninggal dunia. Setelah itu, jasad korban dibuang ke pinggir tol, sementara mobil dan ponselnya dibawa kabur.

Namun setelah semua upaya duniawi dan ukhrawi ditempuh, akhirnya mereka tetap kembali ke bumi tepatnya ke sel tahanan Polres Bogor.

“Kedua tersangka sudah kami tahan, dan masih didalami kemungkinan adanya pelaku lain,” ujar Anggi.

Pilihan tempat persembunyian mereka bukan tanpa alasan. Polisi menduga keduanya benar-benar percaya pada kekuatan mistis tempat itu.

“Kemungkinan mereka meyakini tempat itu punya kekuatan spiritual. Tapi faktanya, di situ juga mereka tertangkap,” kata Anggi, menegaskan ironi dengan gaya netral khas kepolisian.

BACA JUGA :  Dua Terduga Pemerkosa IRT di Desa Sambikerto Lamtim, Diserahkan Keluarga ke Polisi

Mungkin mereka lupa, makhluk gaib tak punya wewenang menghapus data ponsel, apalagi sinyal GPS.
Yang bisa hanyalah Tuhan dan unit Cyber Crime.

Kisah ini menambah daftar panjang pelaku kriminal yang mengandalkan “jalan mistik” untuk kabur dari hukum duniawi dari mandi bunga tujuh rupa hingga bertapa di makam keramat. Namun, sebagaimana pepatah modern mengatakan:

“Karma memang tak bisa dihindari, apalagi kalau jejaknya sudah terekam di log data.”

Kini RS dan AH akan menjalani perjalanan spiritual berikutnya: introspeksi diri di balik jeruji besi, tanpa sinyal gaib, tanpa dupa, dan tanpa makhluk halus yang bisa menolong.***